FK Unisba Gelar PKM Kesehatan Reproduksi untuk Siswa SMK Sentosa Garut
SALAMMADANI.COM – Sebagai bentuk nyata penerapan Tri Dharma Perguruan Tinggi, tim dosen Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Islam Bandung (Unisba) melaksanakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) di SMK Sentosa, Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut. Kegiatan ini merupakan bagian dari Hibah Internal Unit Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (UPPM-FK) Unisba untuk periode 2024–2025 yang digelar sejak Juni hingga Oktober 2025.
Tim PKM yang dipimpin oleh Dr. Zulmansyah, Dr., Sp.A., M.Kes., beranggotakan dr. Buti Azfiani Azhali, Sp.A., dr. Bimo Prakasa Wirokusumo, serta lima mahasiswa FK Unisba. Mereka mengusung tema “Sosialisasi dan Pendampingan Kesehatan Organ Reproduksi bagi Siswa-Siswi SMK Sentosa.”
Acara pembukaan yang berlangsung pada 23 Juni 2025 diawali dengan sambutan virtual dari Dekan FK Unisba, Dr. Santun Bhekti Rahimah, dr., M.Kes., MMRS., dan sambutan langsung dari Kepala SMK Sentosa Cilawu, Dr. Yusuf Hermawan, S.Sos., M.Si.
Program ini berawal dari temuan adanya beberapa siswi SMK Sentosa yang mengalami gangguan kesehatan organ reproduksi hingga memengaruhi kegiatan belajar mereka. Melihat kondisi tersebut, tim FK Unisba berinisiatif memberikan edukasi dan pendampingan agar para siswa memahami pentingnya menjaga kesehatan reproduksi, mengenali faktor risiko, serta mampu mencegah berbagai penyakit yang berkaitan dengan organ reproduksi.
Kegiatan ini diikuti oleh 148 siswa dari berbagai SMK di Kecamatan Cilawu yang berusia antara 15–18 tahun. Serangkaian kegiatan dilakukan melalui seminar kesehatan, Focus Group Discussion (FGD), pendampingan langsung, serta konsultasi berbasis telemedisin. Efektivitas program dievaluasi menggunakan pre-test dan post-test yang kemudian dianalisis secara statistik.
Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan pengetahuan yang signifikan pada peserta, terutama dalam pemahaman tentang anatomi organ reproduksi, masa pubertas, kebersihan menstruasi, dan cara menjaga kesehatan reproduksi. Rata-rata skor pengetahuan meningkat dari 63,4 persen menjadi 87,2 persen. Para siswa juga merasa lebih nyaman berdiskusi mengenai isu-isu reproduksi dan menunjukkan sikap yang lebih positif terhadap kebersihan menstruasi serta perilaku mencari bantuan medis.
Dalam sesi pendampingan, tim juga memberikan bimbingan personal bagi siswa yang mengalami keluhan seperti nyeri haid dan kecemasan terkait kesehatan reproduksi.
Dari hasil kegiatan tersebut, tim FK Unisba menyimpulkan bahwa pendidikan dan pendampingan berbasis masyarakat terbukti efektif dalam meningkatkan pengetahuan serta membentuk sikap positif remaja terhadap kesehatan reproduksi. Integrasi nilai-nilai etika Islam juga memperkuat kesadaran moral dan tanggung jawab pribadi siswa untuk menjaga kebersihan diri.
Kegiatan ini diharapkan menjadi model percontohan program kesehatan reproduksi berbasis sekolah, terutama di wilayah pedesaan Indonesia, guna membangun generasi muda yang sehat, beretika, dan memiliki kesadaran tinggi terhadap pentingnya kesehatan reproduksi.(gifa/png)



