Opini

Dahhsyatnya Sodaqoh dan Amal Saleh Bagi Manusia

Oleh Dr. Asep Dudi Suhardiani, M.Ag

DALAM  relung kehidupan manusia yang penuh ujian, Allah menitipkan tanda-tanda kebesaran-Nya pada amal-amal yang dikerjakan dengan hati yang tulus. Di antara amal itu, terdapat tiga pilar pemberian yang menjadi jalan pengabdian hamba kepada Tuhannya: infaq, zakat, dan shadaqah . Ketiganya hadir bukan sekadar sebagai kewajiban atau keutamaan, melainkan sebagai wujud nyata pengakuan bahwa harta hanyalah titipan, jiwa memerlukan pemurnian, dan iman perlu pembuktian.

Secara bahasa, infaq berasal dari akar kata نفق (nafaqa) , yang berarti “mengeluarkan” atau “membelanjakan.” Dalam syariat, infaq berarti mengeluarkan harta untuk berbagai kepentingan kebaikan, baik yang bersifat wajib seperti nafkah keluarga, maupun sunnah seperti membantu sesama.

Allah SWT berfirman:

مَّثَلُ ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوَٰلَهُمْ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِى كُلِّ سُنبُلَةٍ مِّا۟ئَةُ حَبَّةٍۢ ۗ وَٱللَّهُ يُضَٰعِفُ لِمَن يَشَآءُ ۗ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌ

“Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah adalah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai; pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan (balasan) bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 261)

Infaq tidak hanya menjadi sarana berbagai tetapi juga menjadi benih yang berbuah keberkahan, melipatgandakan amal dan meluaskan hati. Ia mencerminkan kesadaran bahwa manusia tidak pernah benar-benar memiliki, melainkan hanya dititipi.

See also  Bika Amparan Rasa: Ketika Bandung Menaklukkan Medan dalam Sebongkah Kelezatan

Zakat berasal dari akar kata زكى (zaka) , yang bermakna “bersih” dan “berkembang.” Dalam syariat, zakat adalah kewajiban yang ditentukan kadar dan golongan penerimanya. Allah SWT berfirman:

خُذْ مِنْ أَمْوَٰلِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِم بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ ۖ إِنَّ صَلَوٰتَكَ سَكَنٌ لَّهُمْ ۗ وَٱللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” (QS. At-Taubah: 103)

Zakat adalah manifestasi keadilan sosial. Ia menyatukan individu dalam kepedulian bersama, menghapus ketimpangan, dan memperkuat solidaritas. Dalam zakat, ada pemurnian harta bagi yang memberi, dan ada hak yang dikembalikan kepada mereka yang membutuhkan.

Sebagaimana dijelaskan dalam QS. At-Taubah: 60, delapan golongan berhak menerima zakat, termasuk fakir, miskin, dan orang-orang yang berjuang di jalan Allah. Dengan zakat, harta menjadi bersih, jiwa terangkat, dan masyarakat disatukan dalam keseimbangan.

إِنَّمَا ٱلصَّدَقَٰتُ لِلْفُقَرَآءِ وَٱلْمَسَٰكِينِ وَٱلْعَٰمِلِينَ عَلَيْهَا وَٱلْمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمْ وَفِى ٱلرِّقَابِ وَٱلْغَٰرِمِينَ وَفِى سَبِيلِ ٱللَّهِ وَٱبْنِ ٱلسَّبِيلِ ۖ فَرِيضَةً مِّنَ ٱللَّهِ ۗ وَٱللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ

See also  Eksplorasi Kerjasama Ekonomi Indonesia dan Somalia dalam Industri Tekstil

“Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, para amil zakat, para muallaf yang dibujuk hatinya, untuk memerdekakan budak, untuk orang-orang yang berutang, untuk jalan Allah, dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai kewajiban dari Allah. Allah Maha Mengetahui, Maha Bijaksana.” (QS. At-Taubah: 60)

Shodaqah berasal dari akar kata صدق (shadaqa) , yang bermakna “kebenaran” atau “kejujuran.” Dalam pengertian syariat, shadaqah adalah segala bentuk pemberian yang tidak wajib tetapi dilakukan dengan tulus, baik berupa harta, tenaga, maupun kebaikan lainnya.

Rasulullah SAW bersabda:

تَبَسُّمُكَ فِي وَجْهِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ، وَأَمْرُكَ بِالْمَعْرُوفِ وَنَهْيُكَ عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ

“Senyummu kepada saudaramu adalah shadaqah, amar ma’ruf nahi munkarmu juga shadaqah.” (HR. Tirmidzi)

Allah SWT berfirman:

إِن تُبْدُوا۟ ٱلصَّدَقَٰتِ فَنِعِمَّا هِىَۖ وَإِن تُخْفُوهَا وَتُؤْتُوهَا ٱلْفُقَرَآءَ فَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْۚ وَيُكَفِّرُ عَنكُم مِّن سَيِّـَٔاتِكُمْۗ وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

“Jika kamu menampakkan sedekahmu, itu adalah baik. Tetapi jika kamu menyembunyikannya dan memberikannya kepada orang-orang fakir maka itu lebih baik bagimu; dan Allah akan menghapus sebagian kesalahan-kesalahanmu. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Baqarah: 271)

Shadaqah adalah ekspresi cinta tanpa pamrih. Ia tidak mengenal batas, tidak terikat materi, dan selalu menjadi cerminan iman. Bahkan ucapan yang baik dan doa tulus termasuk dalam shadaqah, karena ia adalah persembahan hati yang mencerminkan keindahan akhlak seorang mukmin.

See also  Rakyat Dibayangi Pertanyaan: Mungkinkah Komunisme-PKI Bangkit Kembali?

Ketiganya infaq, zakat, shadaqah menunjukkan berbagai dimensi amal yang saling melengkapi. Infaq adalah pembelanjaan yang bersifat umum, zakat adalah kewajiban yang membersihkan, sedangkan shadaqah adalah bukti cinta yang tulus.

Ketika memberi, manusia sebenarnya sedang melawan sifat dasar egoisme, mengikis kerak keakuan, dan menanamkan benih cinta dalam ladang kehidupan. Karena itu, memberi bukan hanya soal harta, melainkan perjalanan spiritual untuk mendekat kepada Allah.

Ya Allah, pemilik segala yang ada di langit dan bumi, sucikanlah hati ini dari cinta dunia yang membelenggu. Jadikanlah setiap pemberian kami, sekecil apa pun, sebagai saksi keimanan yang Engkau ridai.

Tuntunlah tangan ini untuk memberi, bukan semata karena kelebihan, tetapi karena Engkau telah menitipkan amanah. Lembutkan jiwa ini untuk mencintai sesama sebagaimana Engkau mencintai kami.

Ya Rabb, jadikanlah infaq kami sebagai penyambung keberkahan, zakat kami sebagai pemurnian, dan shadaqah kami sebagai bukti ketulusan. Kumpulkan kami di surga-Mu bersama mereka yang telah Engkau sucikan dengan amal-amal kebaikan.(ADS)

Show More

Related Articles

Back to top button