Pameran Kaligrafi MTQ Internasional: Perpaduan Budaya Indonesia-Iran yang Menginspirasi
Menghadirkan Karya Seniman dari Berbagai Penjuru Indonesia
SALAMMADANI.COM– Pameran kaligrafi yang menjadi bagian dari Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Internasional ke-4 di Indonesia sukses menarik ribuan pengunjung sejak hari pertama. Dengan menampilkan 40 mahakarya dari seniman Indonesia dan Iran, acara ini tidak hanya menjadi ruang apresiasi seni, tetapi juga memperkuat kolaborasi budaya antara kedua negara dalam mengembangkan seni kaligrafi Al-Qur’an.
Eksplorasi Kaligrafi dari Berbagai Daerah
Pameran ini menghadirkan karya seniman dari berbagai penjuru Indonesia, termasuk Riau, Lampung, Kalimantan Timur, dan Jawa Tengah. Menurut Muhammad Mawardi, perwakilan dari Lembaga Kaligrafi Al-Qur’an (LEMKA), proses seleksi dilakukan secara ketat berdasarkan keindahan, teknik, dan nilai estetika dari setiap karya yang diajukan.
“Sebagian besar karya yang dipamerkan merupakan hasil seleksi dari berbagai kompetisi bergengsi, seperti MTQ Nasional di Kalimantan Timur dan ajang internasional. Di sini, kita tidak hanya melihat teknik kaligrafi yang klasik, tetapi juga eksplorasi warna dan komposisi yang lebih modern,” ungkap Mawardi pada Jumat (31/1/2025).
Harmoni Tradisi dan Modernitas dalam Kaligrafi
Tidak hanya menghadirkan kaligrafi tradisional, pameran ini juga menyuguhkan karya-karya kontemporer dari seniman Muslim Indonesia, termasuk anggota LEMKA.
“Kami ingin memperlihatkan bahwa kaligrafi bukan sekadar seni hitam putih yang kaku. Ada perpaduan antara kaidah klasik dan kebebasan ekspresi modern,” lanjut Mawardi.
Ia juga menekankan pentingnya pameran ini sebagai ajang edukasi, terutama bagi generasi muda. “Banyak siswa dan santri yang hadir, mereka bisa melihat langsung karya para maestro Iran maupun pemenang kompetisi internasional. Harapannya, ini bisa memotivasi mereka untuk terus mengasah bakat dan berkontribusi dalam dunia seni kaligrafi,” jelasnya.
Kaligrafi Bernilai Tinggi
Antusiasme pengunjung juga terlihat dari penjualan beberapa karya. Hingga hari ketiga, tiga lukisan kaligrafi telah terjual dengan harga mulai Rp5 juta hingga Rp50 juta. Karya paling mahal adalah milik Ustadz Din Sirajudin, diikuti oleh kaligrafi seniman Iran yang dibanderol Rp21 juta.
Namun, Mawardi menegaskan bahwa tujuan utama pameran ini bukanlah untuk menjual karya, melainkan untuk memberikan wawasan kepada masyarakat tentang prestasi Indonesia di bidang kaligrafi. “Alhamdulillah jika ada karya yang terjual, tetapi yang lebih penting adalah nilai edukasi yang bisa diambil dari pameran ini,” pungkasnya.
Pameran kaligrafi dalam MTQ Internasional ini menjadi bukti bahwa seni Islam terus berkembang, baik dalam bentuk tradisional maupun kontemporer, serta mampu menjadi jembatan budaya antara Indonesia dan dunia internasional.(Fn/Mr/m khoeron, ask/ka)