GeoDipa Luncurkan KaDieu, Inovasi Pemanfaatan Panas Bumi Langsung untuk Pemberdayaan Masyarakat

SALAMMADANI.COM — Sebuah langkah strategis untuk mengangkat potensi panas bumi secara langsung diwujudkan melalui peluncuran Kampung Direct Use (KaDieu) oleh PT Geo Dipa Energi (Persero). Peresmian program ini berlangsung di Kampung Kendeng, Desa Sugihmukti, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung, Selasa (8/7), dengan dihadiri langsung oleh Wakil Bupati Bandung, Ali Syakieb.
Inisiatif KaDieu hadir sebagai bagian dari upaya GeoDipa Unit Patuha dalam mendorong pemanfaatan energi panas bumi yang lebih luas dan berkelanjutan. Peresmian program turut disaksikan sejumlah tokoh penting, termasuk Koordinator Keteknikan dan Lingkungan Panas Bumi Kementerian ESDM Sahat Simangunsong, Direktur Operasi dan HSSE GeoDipa Supriadinata Marza, General Manager GeoDipa Unit Patuha Ruly Husnie Ridwan, serta General Manager GeoDipa Unit Dieng Herdian Ardi Febrianto.
Wabup Ali Syakieb menyambut positif inovasi ini. Ia menilai KaDieu bukan sekadar proyek energi, tetapi juga wadah kolaboratif untuk edukasi, pemberdayaan ekonomi masyarakat, dan pelestarian kearifan lokal.
“Alhamdulillah, program ini luar biasa. Apalagi melibatkan warga sekitar, yang artinya membuka lapangan kerja baru dan mengurangi pengangguran,” ujarnya.
KaDieu dirancang sebagai model sinergi antara teknologi panas bumi dan kehidupan masyarakat. Melalui pendekatan inovatif dan berbasis kebutuhan lokal, program ini bertujuan memperkuat ketahanan pangan, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan memicu lahirnya kebijakan pemanfaatan langsung energi panas bumi baik di level daerah maupun nasional.
Tiga proyek percontohan menjadi langkah awal implementasi KaDieu, yakni: rumah kaca (greenhouse) untuk budidaya 160 tanaman tomat, kolam ikan dengan kapasitas 200 ekor, serta alat pengering makanan (food dehydrator) berskala kecil. Ketiganya memanfaatkan panas bumi sebagai sumber pengatur suhu, dan dibangun di lahan milik GeoDipa sebagai pusat edukasi dan living lab bagi masyarakat sekitar.
Dengan fasilitas ini, masyarakat bisa menyaksikan langsung bagaimana panas bumi dimanfaatkan untuk meningkatkan hasil pertanian, mempercepat proses pengolahan, dan mendorong inovasi berbasis energi bersih.
Sahat Simangunsong dari Kementerian ESDM turut menyampaikan apresiasinya. Menurutnya, KaDieu membuka paradigma baru bahwa energi panas bumi tak hanya untuk listrik, tetapi juga mendukung sektor produktif seperti pertanian, perikanan, industri makanan, dan pariwisata.
“Program ini menjanjikan peluang baru dalam investasi panas bumi. Diversifikasi pemanfaatannya sangat cocok dengan semangat ekonomi hijau dan pembangunan berkelanjutan,” katanya.
Kementerian ESDM sendiri sedang menyiapkan regulasi khusus untuk mendukung komersialisasi pemanfaatan langsung panas bumi. “Kami senang melihat GeoDipa sudah mulai mengambil peran. Ini seperti gayung bersambut dengan langkah kami di kementerian,” tambahnya.
Direktur Operasi dan HSSE GeoDipa, Supriadinata Marza, menegaskan bahwa KaDieu merupakan bukti nyata komitmen perusahaan dalam menghadirkan energi bersih yang inklusif dan bermanfaat langsung bagi masyarakat.
“Energi panas bumi tidak berhenti di pembangkit. Ia hadir di tengah masyarakat, membantu mengeringkan hasil kebun, menghangatkan tubuh, menyuburkan tanaman, serta menjembatani teknologi dengan kearifan lokal,” ungkapnya.
GeoDipa berharap KaDieu menjadi titik awal dari rangkaian inovasi berkelanjutan yang tidak hanya memperkuat infrastruktur energi nasional, tetapi juga memberdayakan masyarakat dan menciptakan nilai tambah dari potensi panas bumi Indonesia.(id’png)