Menyatukan Langkah Pulihkan Alam: GDE dan Warga Sugihmukti Galang Aksi Reboisasi demi Masa Depan Hutan

SALAMMADANI.COM — Upaya nyata menyelamatkan alam kembali digelorakan PT Geo Dipa Energi (Persero) melalui kegiatan Focus Group Discussion (FGD) dan sosialisasi reboisasi Lahan Kompensasi IPPKH Patuha 2 yang berlangsung pada Rabu (30/7) di Desa Sugihmukti, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung. Kegiatan ini menjadi tonggak awal penyusunan rencana teknis reboisasi dengan pendekatan kolaboratif dan berorientasi pada kelestarian ekosistem.
FGD tersebut tak sekadar pertemuan, melainkan forum strategis untuk memaparkan hasil observasi serta survei lapangan yang telah dilakukan di kawasan lahan kompensasi (lakom), sembari menyerap masukan berharga dari berbagai pihak—mulai dari akademisi, aparat desa, hingga masyarakat lokal.
Sari Ramadhani, perwakilan dari PT Geo Dipa Energi, menyampaikan komitmen perusahaan dalam menghidupkan kembali kawasan hutan yang telah terdegradasi. Ia pun menekankan pentingnya keterlibatan masyarakat dalam proses reboisasi.
“Kami ingin kawasan ini kembali hijau dalam waktu tiga tahun. Harapan kami, nantinya hutan ini bisa menjadi milik warga Sugihmukti—memberi manfaat ekologis, sosial, dan bahkan peluang ekowisata seperti bird watching, forest walk, serta kegiatan alam lainnya,” ujar Sari.
Langkah awal yang telah dilakukan adalah pemasangan patok sebagai batas bidang tanam (BT). Penanaman akan dilakukan dalam tiga tahap, menggunakan pola intensif 4×4 atau 4×3 meter persegi. Adapun tanaman yang akan ditanam adalah jenis-jenis lokal yang telah terbukti cocok dengan ekosistem setempat, seperti rasamala, puspa, sarinten, kibogor, dan caringin.
Dalam sesi ilmiah, Dr. Teguh Husodo dari FMIPA Universitas Padjadjaran memaparkan hasil studi keanekaragaman hayati yang menunjukkan potensi tinggi kawasan tersebut. Lebih dari 100 jenis flora dan fauna ditemukan di area lakom, termasuk spesies langka seperti kukang jawa, elang, dan bangkong tuli—yang dikenal sebagai indikator kualitas air bersih.
“Kawasan ini sangat potensial menjadi bagian dari hutan lindung dan juga dikembangkan untuk ekowisata berbasis konservasi,” jelasnya.
Riza, perwakilan dari Pemerintah Desa Sugihmukti, menambahkan pentingnya pengelolaan yang melibatkan warga secara aktif.
“Kami ingin kawasan ini ditata dengan baik, tapi juga berpijak pada kebutuhan dan harapan masyarakat.”
Senada dengan itu, Oman Rohman, Ketua Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) Sugihmukti, menyampaikan dukungannya terhadap reboisasi berbasis ekosistem.
“Kami mendukung penuh langkah GDE untuk menghidupkan kembali hutan, namun tetap dengan prinsip berkelanjutan dan ramah lingkungan.”
Diskusi juga turut melibatkan tokoh-tokoh masyarakat seperti Dadi dan Dani yang menyoroti pentingnya pelestarian mata air serta menjaga keseimbangan antara pelestarian alam dan kebutuhan hidup masyarakat.
Sebagai penutup, seluruh masukan dari kegiatan FGD akan diformulasikan dalam dokumen Rencana Teknis (Rantek) Reboisasi, yang akan menjadi panduan pelaksanaan selama tiga tahun ke depan. Pengelolaan kawasan IPPKH Patuha 2 akan difokuskan pada pemulihan fungsi hutan lindung tanpa adanya pembangunan fisik, murni untuk merawat kembali alam yang lestari.(id/png)
