Mengenal Lebih Dekat Pribadi Nabi Muhammad SAW
Dr. Rodliyah Khuza'i (Dosen Fakultas Dakwah Unisba)

MUHAMMAD Saw. lahir di Makkah pada hari Senin 12 Rabi’ul Awal bertepatan dengan 20 April 571 Masehi. Beliau lahir dari ayah yang benama Abdullah bin Abul Muthalib dan Siti Aminah binti Wahab Tahun kelahiran beliau juga dikenal dengan nama Tahun Gajah, Pasukan yang dipimpin oleh Raja Abrahah dari negeri Habasyah , Yaman menggunakan kendaraan gajah berusaha untuk meruntuhkan Ka’bah. (Tafsir Unisba, Juz Amma,, 2011: 463) Peristiwa ini dijelaskan dalam Quran Surah. al-Fil, 105 : 1-5
Kabar gembira yang disampaikan kepada Siti Aminah ketika sedang hamil, Allah menyampaikan bahwa putranya akan menjadi Rasul yang Agung, Ketika Aminah mengandung beliau mengeluarkan cahaya yang menerangi istana-istana Syam (Suriah).
Abdullah bin Abdul Muththalib, ayah Nabi Muhammad SAW, wafat saat ibunda Aminah, masih hamil sekitar 2-3 bulan. Beliau wafat dalam perjalanan dagang di Yatsrib (sekarang Madinah) . Aminah binti Wahab, ibunda Muhammad Saw, wafat ketika Nabi berusia 6 tahun. di al-Abwa’, sebuah tempat antara Makkah dan Madinah, dalam perjalanan pulang mengunjungi saudara-saudara Abdullah di Madinah. Setelah Aminah wafat, Nabi Muhammad Saw diasuh oleh kakeknya, Abdul Muththalib, kemudian oleh pamannya, Abu Thalib. Sejak kelahiran Muhammad Saw sudah disiapkan mental spiritualnya oleh Allah SWT secara sempurna. Beliau lahir dalam keadaan yatim dan tak lama kemudian menjadi yatim piatu. Hidup menjadi yatim piatu untuk orang biasa sangat berat.
Sebelum menjadi utusan Allah beliau dikenal dengan nama “al-Amien” (yang dapat dipercaya, amanah), sehingga banyak orang yang menitipkan dagangannya kepada beliau, sifat al-Amin ini membawa Muhammad Saw, dipercaya untuk mengelola usaha bisnis Khadijah yang akhirnya menjadi istrinya. Beliau juga mampu menyelesaikan perselisihan diantara orang-orang Quraish untuk mengembalikan batu hajar aswad di ka’bah karena terbawa banjir. Muhammad Saw tidak pernah mengikuti kebiasaan buruk orang-orang jahiliyah, seperti mabuk karena minuman keras, bermain perempuan, kebiasaan mengubur anak perempuan hidup-hidup dan keburukan lainnya (PAIPPK Unisba, Sejarah Peradaban Islam, 2024:29). Akhlak Muhammad Saw, benar-benar dibimbing dan dijaga Allah. Hal ini sebenarnya jaminan ketika beliau diangkat menjadi Utusan Allah. Beliau adalah orang yang memiliki trust sangat tinggi maka seharusnya ketika Nabi Muhammad Saw mengajarkan ajaran Islam kaumnya tidak menolak, bukan sebaliknya.
Setelah menikah dengan Khadijah yang kaya raya, Rasulullah tetap rendah hati membangun keluarga yang penuh kasih sayang. Beliau tidak pernah mengubur hidup-hidup putri-putrinya sebagaimana kebiasaan orang-orang jahiliyah. Melihat akhlak orang-orang kafir quraisy yang jauh dari kemuliaan. Muhammad Saw rela meninggalkan istri dan keluarganya untuk berkhalwat (merenung, beribadah ) di Gua Hira hingga menerima wahyu yang pertama Quran Surah al-Alaq, 96 : 1-5, di saat itulah Muhammad resmi menjadi utusan Allah (Rasulullah) dengan menerima wahyu yang pertama (PAIPPK Unisba, Sejarah Peradaban Islam, 2024: 37; TimTafsir Unisba, Tafsir Juz Amma, Juz 30 : 345-348). Sejak itu Nabi Muhammad Saw dan para sahabatnya selalu mendapat penolakan, intimidasi dari orang-orang jahiliyyah atas ajaran yang disampaikannya. Dengan penuh kesabaran, kegigihan, beliau terus mengajarkan kebaikan mengajak umat manusia untuk beribadah hanya kepada Allah Yang Maha Esa (Tauhidullah).
Ayat yang turun di Makkah (Makiyyah) semuanya mengajarkan akidah, penguatan iman sebagai fondasi utama dalam ber-Islam. Pembela setia yang selalu mendampingi Rasulullah ketika berjuang adalah Sayidah Khodijah, paman beliau Abu Tholib dan putri tercinta Fatimah az-Zahra binti Muhammad. Ketika Khodijah dan pamannya wafat, Rasulullah sangat kehilangan sehingga dikenal dengan amul huzni (Tahun kesedihan), orang kafir semakin kejam memberlakukan Rasulllah Saw. dan para sahabatnya, hingga Allah memerintahkan untuk hijrah ke Madinah.
Kemuliaan akhlak Rasulullah dalam menyampaikan dakwah Islam digambarkan banyak dalam al-Quran, diantaranya Quran Surah al-Qalam, 68 : 4 “Artinya : Sesungguhnya engkau benar-benar berada di atas budi pekerti yang agung”. Pujian Allah terhadap akhlak Nabi Saw menunjukkan betapa agungnya akhlak beliau (M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah vol. 14, 2012: 244) kemahaagungan akhlaq Rasul digambarkan oleh Sayyid Qutub sebagai sifat menerima pujian ini dengan penuh ketenangan dan keseimbangan, jauh dari keangkuhan dan lupa diri. Kebenaran ajaran Nabi Saw (Al-Haq) sangat kuat akarnya menghunjam ke bawah sehingga bila satu ketika ia belum nampak ke permukaan, pada hakikatnya ia tetap wujud dan suatu saat akan muncul. demikian juga amal-amal seseorang yang mengikuti kebenaran. Quran Surat Muhammad 47:2 (M.Quraish Shihab,, Tafsir Al-Misbah,Volume 12 , 2012: 442). Kemuliaan lain yang diberikan Allah, beliau diberi izin untuk memberi syafa’at pada umatnya dan umat sebelumnya di padang Mahsyar. (Hadits Riwayat Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Tirmidzi, dan Imam Ahmad).
Di dalam Quran Surah al-Fath, 47:29 dijelaskan : Nabi Muhammad dan para pengikutnya adalah orang-orang yang sangat keras terhadap orang kafir tetapi saling sayang menyayangi dengan sesama muslim. Mereka selalu ruku’ sujud dalam usaha mencari ridha Allah sehingga terlihat bekas ruku’ sujud, di wajahnya yang berseri-seri perumpamaan ini terdapat dalam Taurat dan Injil (M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Vol. 12 : 560)
Quran Surah Shaf, 61 : 6, Nabi Isa melanjutkan ajaran yang disampaikan oleh nabi pendahulunya dalam Taurat yaitu ajaran Nabi Musa, yang akan dilanjutkan oleh penerusnya yang bernama Ahmad (terpuji). Nama Ahmad mengandung arti superlatif lebih terpuji hal yang paling terpuji. (M.Quraish Shihab, Vol. 14 : 22-23) sebelum Rasulullah Saw. diutus sudah diberitakan baik dalam Taurat maupun Injil dengan sifatnya yang sangat terpuji (Ahmad)
Hadits yang menjelaskan Nabi Muhammad diutus untuk menyempurnakan akhlak mulia adalah: “Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak mulia” (Hadits iwayat Al-Baihaqi dari Abu Hurairah). Perjalanan hidup Nabi Muhammad sebagai utusan Allah, suka duka jatuh bangun, datangnya pertologan Allah dijelaskan dalam Quran surah adh-Dhuha, 93: 1-9. Bagaimana Allah memberikan keyakinan kepada Rasululah bahwa dalam setiap perjuangan selalu ada pasangan yang tak terpisahkan, yakni kesulitan akan disertai kemudahan. artinya penderitaan atau cobaan itu tidak selamanya tetapi ada ujungnya, yakni kemenangan. (Quran Surah .al-Insyirah, 94: 1-8)
Pelajaran yang dapat dipetik dari mengingat pribadi Rasulullah adalah seorang pemimpin yang sejak dini sudah disiapkan mental dan spiritualnya yang dapat terlihat oleh orang lain. Akhlak seorang pemimpin selalu berbeda dari pengikutnya agar bisa menjadi tauladan (uswatun hasanah). Allah tidak semata-mata menguji utusan-Nya dan hamba-Nya tanpa memberikan jalan keluar. Wallahu A’lam.