Berita

Unisba Dampingi Desa Alamendah Bangun Model Wisata Halal Berbasis Komunitas

SALAMMADANI.COM – Dikenal dengan panorama alamnya yang menawan, wilayah Bandung Selatan kini menambah pesonanya lewat geliat baru di sektor pariwisata halal. Salah satu yang menjadi pionir dalam gerakan ini adalah Desa Wisata Alamendah, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung, yang sedang bertransformasi menjadi desa wisata halal berbasis komunitas berkat pendampingan dari tim dosen dan mahasiswa Universitas Islam Bandung (Unisba).

Program pendampingan ini diprakarsai oleh Ir. Astri Mutia Ekasari, ST., MT., dosen Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) Unisba, bersama Prof. Dr. Atie Rachmiatie, Dra., M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Unisba, serta Riswandha Risang Aji, ST., MURP., dan mahasiswa PWK. Kegiatan tersebut merupakan bagian dari Program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) yang didukung oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM), di bawah Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi.

See also  Unisba Angkat Isu Langka di Seminar Internasional: Sinergi Logistik dan SDM untuk Kesehatan

Langkah pengembangan wisata halal di Alamendah sejatinya telah dimulai sejak tahun 2022 melalui pembentukan Observatorium Wisata Halal oleh tim dosen Unisba melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM). Inisiatif ini menjadi bagian dari strategi branding “The Great Halal Experience” yang diusung Desa Alamendah. Namun, observatorium tersebut belum berfungsi optimal karena masih terbatasnya pemahaman pelaku wisata terhadap konsep halal, belum adanya panduan operasional, serta kurangnya sarana promosi dan edukasi publik.

Ketua Tim PKM, Astri Mutia Ekasari, menjelaskan bahwa observatorium tersebut awalnya dibentuk sebagai wadah edukasi dan koordinasi wisata halal. “Kini, melalui pendampingan yang kami lakukan, kami ingin membangkitkan kembali semangat kolaborasi antara akademisi dan masyarakat agar observatorium benar-benar hidup dan memberi manfaat nyata bagi desa,” ujarnya.

Sebagai langkah konkret, tim PKM Unisba menggelar Focus Group Discussion (FGD) pada 30 September 2025, yang melibatkan pengelola BUMDes, pelaku UMKM, pengurus desa wisata, pegiat seni, serta warga setempat. Dari pertemuan tersebut, terbentuklah Kelompok Kerja (Pokja) Observatorium Wisata Halal, yang akan menjadi motor penggerak dalam mewujudkan ekosistem wisata halal di Desa Alamendah. Pokja ini memiliki peran strategis dalam pengelolaan, promosi, serta peningkatan literasi masyarakat tentang wisata halal — mulai dari layanan, produk, hingga strategi pemasaran berbasis nilai-nilai Islam.

See also  Unisba Gelar Sosialisasi dan Pencegahan Kegawatan Jantung di Desa Pangauban

Tak hanya itu, tim PKM juga melakukan survei terhadap pelaku UMKM lokal seperti pemilik rumah makan, produsen teh dan kopi, hingga pelaku usaha jajanan tradisional. Hasil survei menunjukkan bahwa sebagian besar belum memiliki sertifikasi halal, padahal hal ini penting untuk meningkatkan kepercayaan konsumen dan memperluas jangkauan pasar. Untuk menjawab tantangan tersebut, tim Unisba menyiapkan program sosialisasi dan pendampingan sertifikasi halal, serta pelatihan personal branding dan digital marketing agar pelaku usaha mampu mengelola produknya secara profesional dan Islami.

Lebih dari sekadar wisata kuliner dan fasilitas ibadah, wisata halal di Alamendah dikembangkan sebagai ekosistem pariwisata yang berkelanjutan, inklusif, dan beretika. Observatorium Wisata Halal diharapkan dapat menjadi pusat edukasi, inovasi, dan kebijakan yang berpihak pada keberlanjutan sekaligus memperkuat nilai-nilai Islam. Program ini juga mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG 8 (pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi), SDG 12 (produksi dan konsumsi yang bertanggung jawab), serta SDG 17 (kemitraan untuk mencapai tujuan).

See also  Institut Tazkia, Universitas Pakuan dan STIKIP Singkawang Sepakat Berkolaborasi

Dengan sinergi antara akademisi, masyarakat, dan pemerintah, Desa Alamendah memiliki potensi besar menjadi model wisata halal berbasis komunitas yang otentik, modern, dan berdaya saing global. Kehadiran Observatorium Wisata Halal yang aktif akan menjadi pondasi kuat bagi tumbuhnya destinasi wisata yang tak hanya indah dan menarik, tetapi juga bernilai, bermakna, dan berkelanjutan.(gifa/png)

Show More

Related Articles

Back to top button