Berita

Kulit Singkong yang Dulu Dibuang, Kini Jadi “Emas Hijau” Bagi UMKM Cimenyan

SALAMMADANI.COM– Siapa sangka, sampah yang selama ini menggunung di pinggir kebun singkong bisa berubah menjadi produk premium bernilai tinggi? Itulah yang berhasil dibuktikan tim gabungan dosen dan mahasiswa dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) serta Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung (Unisba) lewat program PKM Kemdiktisaintek 2025.

Di Kecamatan Cimenyan, sentra singkong andalan Kabupaten Bandung, kulit singkong akhirnya mendapat “promosi jabatan”. Dari limbah tak berguna, kini ia diolah menjadi tepung fungsional tinggi serat, rendah glikemik, dan ramah untuk penderita diabetes — sekaligus menjadi sumber pendapatan baru bagi puluhan pelaku UMKM.

See also  Menyemai Gagasan Hebat Sejak Sekolah: Program “Main Bermain” Sambut Mini Expo Jaya 2025 di SMAN 1 Bandung

“Kami ingin mengubah pola pikir: limbah bukan akhir, tapi awal dari peluang bisnis,” kata Dr. Diamonalisa Sofianty, SE, ketua tim pengabdian FEB Unisba. “Setiap ton singkong yang dipanen di Cimenyan menyisakan ratusan kilogram kulit yang selama ini terbuang. Padahal kalau diolah dengan teknologi tepat, kulit itu bisa jadi tepung premium yang harganya jauh lebih mahal dari tepung terigu biasa.”

Dalam serangkaian pelatihan hands-on, peserta langsung mempraktikkan seluruh proses: Pencucian dan perendaman kulit singkong agar bebas racun alami; Pengeringan cepat dengan oven surya dan mesin sederhana buatan tim Teknik Unisba; Penggilingan super halus hingga jadi tepung kualitas food grade; formulasi produk turunan: keripik kulit singkong crispy, brownies tinggi serat, stik gluten-free, bahkan mie sehat pengganti karbo biasa.

See also  Turnamen Mini Soccer Warnai Semarak Perayaan Milad ke-67 Unisba

Tak ketinggalan, tim FEB memberikan bekal bisnis lengkap: cara menghitung HPP, desain kemasan eco-friendly yang eye-catching, fotografi produk, hingga trik jualan laris di Shopee, Tokopedia, dan TikTok Shop.

 “Dulu kulitnya cuma saya kasih ke tetangga buat pakan kambing. Sekarang malah jadi bahan utama produk baru.  Bahan gratis tapi bisa dijual dua kali lipat harga keripik biasa!”  ungkap salah seorang peserta.

Dengan konsep zero waste yang cerdas, inisiatif ini tak hanya membersihkan lingkungan Cimenyan dari limbah organik, tapi juga membuka jalan bagi UMKM lokal untuk bermigrasi dari pengrajin tradisional menjadi pelaku industri pangan fungsional yang modern, mandiri, dan siap bersaing di pasar nasional.

See also  Kang DS Paparkan Nota Keuangan RAPBD 2026 di Hadapan DPRD Kabupaten Bandung

Dari kulit yang terpinggirkan, lahir generasi baru produk sehat dan pengusaha tangguh. Cimenyan membuktikan: kadang, solusi terbesar ada di bawah kaki — tepat di tumpukan yang selama ini dianggap sampah.(eva/png)

Show More

Related Articles

Back to top button