Agar Shaum Genap Jadi Satu Tahun, Diraih Lewat Shaum Syawal Enam Hari
Dr. Rodliyah Khuza’i, Dra., M. Ag. (Dosen Fakultas Dakwah Universitas Islam Bandung)
MANFAAT melaksanakan shaum Ramadlan sebulan begitu banyak, baik untuk kesehatan jasmani maupun rohani. Seseorang yang shaum dijamin akan sehat, seperti hadits Rasulullah saw, “shuumuu tashihhu,” puasalah kalian, pasti sehat. (HR At-Thabrani). Terbukti, di bulan Ramadlan hampir semua orang yang sakit menjadi sehat, yang punya mag, jantung, darah tinggi, dan lainnya menjadi normal. Bahkan setiap orang yang akan melakukan general check up pun diminta untuk puasa terlebih dulu agar dapat diketahui kesehatannya.
Mari kita memahami makna shuumu tasihihhu dan tujuan shaum untuk meraih derajat taqwa. Pada saat berpuasa selama 6 jam tubuh kita mengalami istirahat, seperti mesin kendaraan yang terus menerus digunakan maka memerlukan service agar kembali normal. Di luar bulan puasa, seharian pencernaan makanan hampir tidak sempat istirahat karena terus mendapat asupan dari pagi sampai malam. Berbeda dengan orang yang berpuasa, ia sahur sekitar pukul 04.00, di saat itu proses pencernaan dimulai hingga menjadi nutrisi yang siap diserap tubuh sesuai fungsinya kurang lebih 8 jam, berarti sampai pukul 12.00. Mulai pukul 12.00 – 18.00 pencernaan kita benar-benar istirahat. Ini dilakukan selama 1 bulan maka terpenuhilah kebutuhan tubuh yang sehat.
Sedangkan untuk memenuhi kesehatan rohani, ketika shaum kita dilarang makan dan minum, berhubungan suami dan istri. Artinya, di bulan Ramadlan inilah orang yang puasa belajar meneladani sifat-sifat Allah. Dia selamanya tidak pernah makan dan minum, tidak berpasangan (Allah Maha Esa, tidak beranak dan diperanakkan, QS. Al-Ikhlas,112: 1 dan 3), Allah memiliki sifat Rahman dan Rahim, di bulan Ramadlan umat Islam berbagi kasih sayang dengan sesama melalui makanan, infak, dan sadakah. Jadi, untuk mencapai tujuan shaum memeroleh derajat taqwa dimulai pengendalian diri terhadap kebutuhan dasar manusia yang bersifat fisik-jasmani, tidak makan, minum, berhubungan suami istrti maka akan meningkat spriritualitas kita dengan meneladani sifat-sifat Allah SWT dan menjauhi perbuatan-perbuatan yang tak terpuji. Islam mengajarkan hidup bersih dan suci, sehingga menjadi pribadi yang seimbang, sehat jasmani dan rohani, inilah tujuan shaum mencapai derajat taqwa.
Alhamdulillah shaum Ramadlan telah kita lalui dengan segala kebaikan yang ada di dalamnya. Pengaruh semua kebaikan di bulan Ramadlan ini tidak boleh terputus tapi diusahakan terus mengalami continuity improvement (peningkatan yang berkelanjutan). Untuk menjaga konsistensi kebaikan ini, Allah memberi peluang kembali melalui hadits Rasulullah saw yang artinya,”Barangsiapa menjalankan puasa Ramadlan kemudian dilanjutkan dengan puasa sunah enam hari pada bulan syawal maka ia seperti puasa selama 1 tahun” (HR Muslim No. 1451)
Bagaimana menerjemahkan hadits di atas, yakni barangsiapa yang berpuasa selama 1 bulan di bulan Ramadlan kemudian diikuti shaum sunnah selama 6 hari di bulan syawal, sama nilainya dengan shaum selama 1 tahun.

Ketika di bulan Ramadlan ada anugerah malam Lailatul Qadr, Subhanallah di bulan Syawal pun Allah masih memberi kebaikan berlipat ganda. QS. Ali Imran, 2: 160 menjelaskan ,” Barangsiapa berbuat kebaikan mendapat balasan sepuluh kali lipat amalnya. Dan barangsiapa berbuat kejahatan dibalas seimbang dengan kejahatannya. Mereka sedikitpun tidak dirugikan”.
Jika seseorang berpuasa selama 1 bulan (30 hari x 10 = 300), ditambah shaum syawal 6 hari x 10 = 60, jumlahnya 300 + 60 = 360 hari, seukuran dengan 1 tahun. Inilah yang dimaksud matematika pahala yang selalu berlipat. Apakah ada seseorang yang mampu melaksanakan shaum selama 1 tahun terus menerus? Nabi Daud as pun yang dipuji Nabi Muhammad saw karena selalu puasa selang sehari, tetap ada jedahnya.
Pertanyaannya kira-kira siapa yag mampu memeroleh anugerah ini? Di saat berlebaran umat Islam banyak melakukan silaturahim dengan saling berkunjung untuk saling memaafkan, di mana banyak disajikan makanan yang beraneka ragam. Sekali lagi pengendalian diri sebaiknya tetap terjaga. Setelah 1 bulan penuh kita disiplin waktu makan minum ,disiplin dalam ibadah maka suasana yang kondusif ini diminta Allah untuk menggenapkan shaum syawal agar pahala shaum 1 tahun terpenuhi, mestinya tidak sulit karena kondisi tubuh dan jiwa kita masih siap.
Ada yang bertanya dari kalangan perempuan, bagaimana yang memiliki hutang puasa di bulan Ramadlan, apakah sebaiknya membayar hutang dulu baru shaum sunat 6 hari? Jelas, membayar yang wajib dulu baru melaksanakan yang sunnah. Ketika hal ini disampaikan maka ada yang melanjutkan pertanyaan berikutnya, bukankah membayar hutang puasa dapat dilakukan selama 11 bulan sebelum datangnya bulan Ramadlan yang akan datang.
Mari kita simak Firman Allah dalam hadis Qudsi, yang artinya,” Barangsiapa yang mendekat kepada-Ku satu jengkal maka Aku akan mendekat kepadanya satu hasta. Dan apabilla ia mendekat kepada-Ku satu hasta maka Aku akan mendekat kepadanya satu depa. Dan apabila ia datang kepada-Ku dengan berjalan maka Aku akan datang kepadanya dengan berlari. )HR Bukhari No. 7405)
Menurut pemahaman penulis, hadits yang pertama tentang shaum syawal dan Ramadlan merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan. Artinya, jika ingin mendapat kebaikan puasa selama 1 tahun maka kekurangan shaum di bulan Ramadlan dibayar juga pada bulan syawal, tidak ditunda pada bulan berikutnya. Allah akan memberi hadiah bagi hamba-Nya yang mau berusaha untuk berjuang dan menjemputnya, bukan menunggu. Dalam setiap lomba apa pun biasanya sang juara adalah mereka yang berjuang secara bersungguh-sungguh untuk meraihnya, Hadits yang terakhir memotivasi kita sejauh mana usaha kita menjemput anugerah Allah sejauh itulah Allah akan membalasnya, bahkan balasan Allah berlipat jika dibandingkan dengan usaha yang kita lakukan.
Simpulannya, menjalani shaum di bulan Ramadlan karena iman dan berharap ridha Allah maka balasannya akan berlipat dan tujuan shaum pun akan tercapai. Kita menjadi sehat secara jasmani dan ruhani, mendapat anugerah yang lebih baik dari 1000 bulan, dan puasa kita bernilai 1 tahun jika digenapkan dengan shaum Syawal. Pertolongan dan kebaikan Allah pun sesuai dengan usaha dan ikhtiar kita. Semoga aktivitas yang sudah dilakukan selama bulan Ramadlan menjadi bekal untuk menghadapi 11 bulan yang akan datang menjadi lebih baik. Wallahu A’lam.