Bandung Inspiring Music: Inspirasi Kreatif Generasi Baru Musisi
METRO BANDUNG, bandungpos.id – Workshop bertajuk “Bandung Inspiring Music” berhasil menarik perhatian masyarakat Kota Bandung. Acara yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jawa Barat ini berlangsung Jum’at (27/9) di D’Majestic, Braga, dengan peserta dari berbagai lapisan masyarakat, mulai dari anak muda, musisi, hingga komunitas seni.
Kehadiran musisi terkenal seperti Dany Gumilar dari Java Jive dan Ferry Curtis menambah semarak acara ini. Tidak hanya itu, beberapa musisi muda yang menjanjikan juga turut memeriahkan acara, termasuk grup band Crossroads, duo Estauri, serta penyanyi Sarah Saputri dan Nissan Fortz. Mereka tidak hanya berbagi cerita perjuangan tetapi juga memperlihatkan kemampuan vokal dan musikalitasnya.
Suasana workshop terasa hangat dan akrab, dengan interaksi yang cair antara pengisi acara dan peserta. Beberapa peserta juga menerima hadiah langsung dari para narasumber ketika sesi tanya jawab berlangsung.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandubg, Arief Syaifudin, menjelaskan bahwa acara ini bertujuan untuk mendukung regenerasi musisi di Bandung, khususnya di kalangan generasi Z. “Dengan menghadirkan musisi dari berbagai era, kami berharap peserta dapat belajar bagaimana menjadi musisi profesional,” tuturnya.
Dany Gumilar, personil Java Jive, menjelaskan bahwa setiap musisi dikaruniai tiga kecerdasan oleh Tuhan. Ia menekankan pentingnya para musisi untuk bisa mengelola tiga kecerdasan tersebut agar produktif dalam melahirkan karya-karya yang berkualitas dan bermanfaat.
“Ada tiga jenis kecerdasan yang dianugerahkan Tuhan kepada setiap musisi. Yang pertama, kecerdasan intelektual. Dalam proses kreatifnya, seorang musisi akan mentransfer pengetahuan musik yang ada di akalnya dengan memerintahkan jari-jemarinya untuk memainkan alat musik. Ini disebut dengan kecerdasan intelektual,” jelas Dany.
“Yang kedua, kecerdasan emosional, yang mana ini telah dicontohkan oleh kita semua ketika mengapresiasi penampilan musik orang lain. Itu bisa terjadi karena ada ikatan emosional antara penonton dengan musisi yang tampil. Ketika lagu yang dibawakan berhasil mengaduk-aduk emosi penonton, secara otomatis, dorongan emosional akan aktif untuk memberikan apresiasi,” lanjutnya.
“Yang ketiga, kecerdasan spiritual. Ini yang sering dilupakan oleh para musisi. Setiap musisi pasti akan menemukan momen-momen yang membosankan karena rutinitas yang monoton. Jika kebosanan itu tidak dialihkan pada hal-hal yang positif, bisa saja mendorong mereka pada hal-hal yang negatif. Maka dari itu, kecerdasan spiritual berfungsi untuk membentengi diri dari hal-hal yang negatif, agar kita selalu ingat bahwa bakat ini (bermain musik) adalah pemberian dari Tuhan,” pungkasnya.
Ferry Curtis, yang dikenal sebagai pionir musisi literasi, berharap workshop ini dapat memberikan inspirasi bagi para pemula. “Musik bukan hanya tentang kesenangan tetapi juga tentang proses dan tanggung jawab. Pemula perlu memahami langkah-langkah dalam bermusik, dari penciptaan hingga penyampaian ide kepada publik,” ungkapnya.
Ia juga menekankan pentingnya literasi bagi para musisi muda. “Seorang musisi harus peka terhadap karya dan dampaknya. Karya yang baik adalah hasil pemikiran yang mendalam dan pemahaman yang baik tentang budaya,” lanjutnya.
Dengan semangat literasi, Ferry berharap generasi mendatang dapat menjadi musisi yang tidak hanya kreatif tetapi juga memiliki kedalaman dalam karya mereka. “Menjadi musisi yang baik berarti memahami dan menyampaikan apa yang harus dikatakan, bukan sekadar apa yang diinginkan,” pungkasnya.
Acara ini, secara keseluruhan, tidak hanya menginspirasi tetapi juga membekali peserta dengan wawasan baru mengenai dunia musik, menjadikan “Bandung Inspiring Music” sebagai langkah awal bagi banyak calon musisi di Kota Bandung.(dimas/bnn)