Eksplorasi Kerja Sama Riset Pusat Riset Kesehatan Masyarakat dan Gizi BRIN dengan LPPM Unisba

SALAMMADANI.COM – Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Islam Bandung (Unisba) menerima kunjungan dari Pusat Riset Kesehatan Masyarakat dan Gizi BRIN dalam rangka audiensi sekaligus penjajakan kolaborasi riset. Pertemuan ini menjadi langkah penting untuk memperkuat kemitraan riset antara kedua institusi, khususnya dalam bidang kesehatan masyarakat, gizi, serta pengembangan inovasi berbasis penelitian.
Ketua LPPM Unisba, Prof. Dr. Hj. Neni Sri Imaniyati, S.H., M.Hum., membuka kegiatan dengan menjelaskan struktur organisasi LPPM dan sejumlah program riset serta pengabdian yang sedang dijalankan. Neni menegaskan bahwa audiensi ini merupakan titik awal menuju kerja sama riset yang lebih terarah bersama BRIN. Ia juga menyoroti peluang bagi para dosen Unisba untuk terlibat dalam program riset nasional yang didukung pendanaan Dana Abadi Penelitian LPDP. “Kami berharap sinergi ini melahirkan kolaborasi riset yang nyata antara Unisba dan BRIN, terutama di sektor kesehatan masyarakat dan gizi,” ujarnya.
Kepala Pusat Riset Kesehatan Masyarakat dan Gizi BRIN, Dr. Wahyu Pudji Nugraheni, S.K.M., M.Kes., turut memberikan sambutan. Ia memperkenalkan sekitar 15 peneliti BRIN yang hadir dalam kegiatan tersebut dan menyampaikan apresiasi atas sambutan Unisba. Wahyu berharap kerja sama lintas lembaga ini dapat berkembang melalui berbagai skema riset yang tengah disiapkan BRIN.
Paparan pertama disampaikan oleh Dr. Benny Ernawan yang menguraikan profil BRIN di Cibinong, Bogor—mulai dari struktur organisasi riset, fokus penelitian, hingga kelompok riset di bidang Public Health Nutrition dan manajemen layanan kesehatan.
Dilanjutkan oleh Dr. Ingan Tarigan, S.K.M., M.Kes., yang menjelaskan berbagai skema pendanaan dan dukungan riset BRIN tahun 2025. Ia menyebutkan bahwa total pendanaan yang disiapkan mencapai Rp 13 triliun, mencakup program strategis seperti Riset dan Inovasi Nasional (RIN) Kompetisi dan Ekspedisi, RIN Kolaborasi Nasional dan Global, RIN Start-Up berbasis hasil riset, RIN BRIDA, hingga RIN Pengujian Produk Inovasi. Ingan juga memaparkan klasifikasi Pusat Kolaborasi Riset (PKR) yang terbagi menjadi dua tipe: riset berbasis iptek dan riset berbasis industri.
Paparan terakhir dibawakan oleh Dr. Kencana Sari mengenai Program Manajemen Talenta BRIN—sebuah inisiatif nasional untuk memperkuat kapasitas SDM Iptek. Program tersebut mencakup pendanaan riset, mobilitas peneliti, peningkatan pendidikan berbasis riset, hingga dukungan infrastruktur. Kencana juga menjelaskan empat pilar utama Direktorat Manajemen Talenta: akuisisi, pendampingan (termasuk magang MBKM), peningkatan kapasitas, dan pematangan karier peneliti. Ia menambahkan bahwa BRIN turut memberikan berbagai bentuk apresiasi, seperti Innovator Award, bagi peneliti yang menghasilkan dampak riset signifikan.
Acara ditutup dengan diskusi interaktif antara periset BRIN dan dosen Unisba. Diskusi fokus pada peluang pembentukan kelompok riset bersama (Joint Research Group) serta penyusunan Perjanjian Kerja Sama (PKS) yang memungkinkan pelaksanaan riset kolaboratif dengan dukungan pendanaan nasional maupun internasional.
Audiensi ini menjadi penegasan komitmen Unisba sebagai universitas riset yang aktif menjalin kolaborasi nasional dan berkontribusi dalam penguatan inovasi serta pengembangan ilmu pengetahuan di Indonesia. (eva/png)



