Hikmah Hadirnya Malam Lailatul Qadar di Akhir Bulan Ramadlan
Oleh Dr. Rodliyah Khuza’i, Dra., M. Ag. (Dosen Fakultas Dakwah Unisba)

BULAN Ramadhan merupakan bulan yang paling istimewa di antara bulan-bulan lain. Di bulan Ramadhan Allah telah mewajibkan kepada umat Islam untuk melaksanakan ibadah saum 1 bulan penuh untuk mencapai derajat takwa. (QS.al-Baqarah, 2 : 183). Keistimewaan- keistimewaan pun banyak diberikan oleh Allah di bulan ini yang tidak diberikan di bulan-bulan lain.
Sepuluh hari pertama dijelaskan sebagai hari penuh rahmat. Hal ini bisa terlihat dengan berbagai makanan yang dijajakan untuk tajil, yang istimewa dan luar biasa semuanya laku tak terkecuali. Ini terjadi hanya di bulan Ramadhan. Sepuluh hari yang kedua disebut sebagai hari ampunan dan sepuluh hari terakhir disebut sebagai terlepasnya dari siksa neraka.
Bulan Ramadhan memiliki keistimewaan lain, yakni diturunkannya Al-Quran sebagai pedoman hidup manusia (hudan lin-nas) untuk mencapai kehidupan bahagia dunia dan akahirat. Allah memberi balasan kebaikan 10 kali hinggga 700 kali untuk perbuatan kebaikan tetapi di bulan Ramadhan bisa lebih dari itu.
Al-Quran diturunan dari Lauh Mahfuzh sekaligus, ke langit dunia (bait al-izzah) pada malam Lailatul Qadr sehingga disebut sebagai malam yang penuh barakah, lalu turun ke bumi disampaikan kepada Nabi Muhammad saw. secara bertahap selama kurang lebih 23 tahun. (Muhammad Ali Ash-Shabuni dalam (Tafsir Juz Amma Unisba, 2008: 369).
Al-Qadr, 97: 1-5 yang artinya : “ (1). Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada malam kemuliaan; (2) Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? (3) Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan; (4) Pada malam itu, turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan; (5) Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.
Asbabun nuzul (sebab turun) surat ini banyak dijelaskan oleh ahli tafsir, diantaranya Ibnu Jarir. Ia meriwayatkan dari Mujahid tentang adanya seorang keturunan Israil (Bani Israil) yang mengerjakan salat malam sampai subuh, kemudian berperang di jalan Allah siang harinya sampai sore hari. Dia melakukan hal itu selama seribu bulan. Setelah Allah menurunkan Surah AL-Qadr, terutama ayat 3, Rasul menegaskan bahwa hal itu lebih baik daripada perbuatan laki-laki itu. Al-Zuhaili dalam (Tafsir Juz’Amma Unisba ( 2008: 371; M. Quraish Shihab, 2012: 490).
Agak sulit membayangkan seseorang bisa istiqamah menjaga kesalihannya selama 1000 bulan, atau 83 tahun lebih. Bagi bangsa Indonesia umur seseorang yang mencapai 1000 bulan pun masih jarang. Namun dengan Rahman dan Rahim-Nya, Allah memberikan kemuliaan kepada hamba-Nya, umat Nabi Muhammad saw. dapat memeroleh anugerah ini, melalui malam lailatul qadr.
Keringanan ibadah umat nabi Muhammad jika dibandingkan dengan umat para nabi sebelumnya sungguh amat banyak. Begitulah Allah SWT sangat mencintai dan menyayangi umat Nabi Muhammad dibandingkan dengan umat para nabi lainnya. Allah Swt, akan tetap menurunkan malam Lailatul Qadr setiap tahun pada bulan. Ramadhan.

Akhir Ramadlan
Pertanyaannya, mengapa malam tersebut turunnya di akhir bulan bukan di awal atau pertengahan bulan. Semua perintah Allah banyak sekali mengandung rahasia karena sepenuhnya merupakan hak prerogatif-Nya. Sebagai orang beriman sudah sepantasnya meyakini dan mengimani bahwa apa pun yang dititahkan Allah untuk hamba-Nya pasti mengandung kebaikan untuknya bukan untuk Allah sebagaimana firman-Nya (hudan li an-Nas). Ada baiknya jika orang yang beriman dapat mengambil hikmahnya.
Bagi seseorang yang tidak terbiasa shaum sunnah, sunnatul lail (tahajud), melaksanakan kewajiban shaum di bulan Ramadhan akan terasa berat, terutama di minggu pertama, membutuhkan penyesuaian lagi setelah 11 bulan ditinggalkannya. Di saat bulan Ramadhan perlu melaksanakan sahur di malam hari, saum di siang hari, shalat sunnah tarawih dan tadarus Al-Quran.
Setelah 10 hari dapat terlalui dengan berat, memasuki 10 hari kedua biasanya terasa ringan dan merasa terbiasa melakukan semua aktivitas Ramadhan dengan terus berusaha dan berjuang memperbaiki dan meningatkan kualitas spiritualnya secara vertikal dalam mendekatkan diri pada Sang Khalik dan hubungannya secara horizontal dengan sesama manusia melalui shadaqah infaq dan berbagai kebaikan lainnya Maka pada 10 hari ketiga, insyaAllah diharapkan sudah siap secara fisik dan batin untuk menerima anugerah agung turnnnya malam lailatul qadr.
Hadits Rasulullah saw mengisyaratkan bahwa turunnya malam lailatul qadar adalah di hari-hari ganjil 10 malam terakhir bulan Ramadhan. “Carilah malam Lailatul Qadar di (malam ganjil) pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan” Hadits Riwayat Bukahari 4/225 dan Muslim 1169.
Keistimewaan lain di malam lailatul qadar , turunnya para Malaikat dan Malaikat Jibril untuk mengurus semua urusan atas izin Allah (al-Qdar, 97: 4). Penyebutan Jibril secara khusus menunjukkan kemuliaanya, para malaikat pun menyaksikan keanekaragaam kemuliaan yang tidak dijumpai pada makhluk langit. Mereka mendengar suara-suara istighar yang lebih disukai Allah dibandingkan tasbihnya para penghuni langit. Az-Zuhaili dalam (Tafsir Juz’Amma Unisba : 2008: 373). Para malaikat pun mendoakan keselamatan bagi seluruh ahli masjid sampai dengan terbitnya fajar. Anugerah malam lailatul qadr akan dapat mencerahkan kehidupan orang beriman dan merupakan peletakan batu pertama untuk segala kebaikan dalam hidupnya sepanjang masa. Wallahu A’lam Bisssawab.**