Opini

Kapan Saatnya “Hijrah”

Dr. Asep Dudi Suhardini, M.Ag (Wadek 1 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Unisba)

HIJRAH bukan sekadar sejarah. Ia bukan hanya kisah tentang Nabi Muhammad ﷺ yang berpindah dari Makkah ke Madinah. Hijrah adalah cermin perjalanan batin manusia: meninggalkan yang gelap menuju yang terang, berpindah dari kekacauan menuju ketenangan, dan menjauh dari dosa mendekati ampunan.

Secara etimologis, hijrah berasal dari akar kata Arab هَجَرَ – يَهْجُرُ – هِجْرَةً, yang berarti “meninggalkan, menjauhi, atau memutuskan”. Ini bisa berupa berpindah tempat, meninggalkan kebiasaan buruk, atau bahkan memutus keterikatan hati terhadap hal-hal yang menjauhkan diri dari Allah.

Dalam struktur linguistik, kata hijrah adalah bentuk masdar , yaitu kata benda verbal yang menunjukkan tindakan “meninggalkan sesuatu”. Pelakunya disebut muhājir—orang yang berani melangkah keluar dari zona nyaman menuju zona ridha Allah.

Dalam sejarah Islam, hijrah merujuk pada peristiwa monumental ketika Nabi Muhammad ﷺ dan para sahabat meninggalkan Makkah menuju Madinah untuk menyelamatkan iman. Namun makna ini berkembang lebih luas: meninggalkan keburukan dan mendekat kepada kebaikan, berpindah dari kelalaian menuju kesadaran, dari maksiat menuju taat.

Rasulullah ﷺ pernah bersabda:”Al-muhājir man hajara mā nahā Allāhu ‘anhu.” — “Orang yang berhijrah adalah yang meninggalkan apa yang dilarang Allah.” (HR. Bukhari)

See also  Metode Dakwah Bil Kitabah (Tulisan)

Ini adalah hijrah “non-fisik”, tapi lebih dalam: hijrah hati dan perilaku.

Allah berfirman:
وَمَن يُهَاجِرْ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ يَجِدْ فِي ٱلْأَرْضِ مُرَٰغَمًا كَثِيرًۭا وَسَعَةً ۚ
“Barang siapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka akan mendapati di bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak.” (QS. An-Nisā’ \[4]: 100)

Ayat ini memberi semangat: hijrah memang berat, tapi Allah menjanjikan kelapangan. Orang yang berani meninggalkan maksiat, akan Allah berikan ruang hidup yang lebih luas dan bermakna.

Hijrah hari ini bukan lagi soal meninggalkan kota ke kota, tapi meninggalkan sikap masa lalu yang membelenggu. Hijrah dari malas menjadi semangat. Hijrah dari dendam menjadi pemaaf. Hijrah dari cinta dunia menjadi cinta akhirat. Hijrah dari mengandalkan diri menjadi tawakal pada Ilahi.
فَفِرُّوٓا۟ إِلَى ٱللَّهِ
“Maka larilah kamu kepada Allah.” (QS. Az-Zariyāt \[51]: 50)

Allah memanggil kita untuk hijrah—untuk “lari”, bukan dari masalah, tapi menuju-Nya. Menuju cahaya-Nya. Menuju keutuhan jiwa.

See also  Rukun dan Ruh Pesantren

Hijrah bukan sekali jalan. Ia proses panjang. Ia pergulatan antara ego dan iman. Tapi setiap langkah hijrah—sekecil apa pun—adalah bentuk cinta kita kepada Allah.

إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَهَاجَرُوا۟ وَجَٰهَدُوا۟ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِۤ أُو۟لَـٰٓئِكَ يَرْجُونَ رَحْمَتَ ٱللَّهِ ۚ
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, berhijrah, dan berjihad di jalan Allah, mereka itulah yang mengharapkan rahmat Allah.” (QS. Al-Baqarah [2]: 218)

Hijrah adalah jalan panjang, bukan sekadar simbol. Ia adalah ikhtiar sistemik dan spiritual. Dalam konteks kenegaraan, hijrah menginspirasi penyelenggaraan kekuasaan yang amanah, adil dan maslahat. Dalam kebangsaan, hijrah menjadi panggilan merajut kekuatan, persatuan, kebersamaan dan persaudaraan. Dalam skala global, hijrah menjadi obor untuk umat kembali memimpin peradaban.

كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ
“Kalian adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.” QS. Ali Imrān [3]: 110

ٱلَّذِينَ إِن مَّكَّنَّـٰهُمْ فِى ٱلْأَرْضِ أَقَامُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتَوُا۟ ٱلزَّكَوٰةَ وَأَمَرُوا۟ بِٱلْمَعْرُوفِ وَنَهَوْا۟ عَنِ ٱلْمُنكَرِ
“(Yaitu) orang-orang yang jika Kami beri kekuasaan di bumi, mereka mendirikan salat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat makruf dan mencegah dari yang mungkar.” QS. Al-Hajj [22]: 41

See also  Hikmah Hadirnya Malam Lailatul Qadar di Akhir Bulan Ramadlan

Semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang berhijrah dalam iman, dalam niat, dalam amal, dan dalam hati.

اللَّهُمَّ اجْعَلْ هِجْرَتِي إِلَيْكَ وَإِلَى رَسُولِكَ، وَارْزُقْنِي ثَبَاتَ القَلْبِ وَصِدْقَ النِّيَّةِ وَنُورَ الطَّرِيقِ، وَاصْرِفْ عَنِّي كُلَّ مَا يُبْعِدُنِي عَنْكَ.
Ya Allah, jadikan hijrahku ini menuju kepada-Mu dan kepada Rasul-Mu. Anugerahkan kepadaku keteguhan hati, keikhlasan niat, dan cahaya jalan. Jauhkan aku dari segala hal yang menjauhkan diriku dari-Mu.

اللَّهُمَّ انْقُلْنِي مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ، وَمِنَ الضَّعْفِ إِلَى القُوَّةِ، وَمِنَ الفُرْقَةِ إِلَى الوَحْدَةِ، وَمِنَ الغَفْلَةِ إِلَى الذِّكْرِ، وَاجْعَلْنِي مِمَّنْ تَهْدِيهِمْ إِلَى صِرَاطِكَ المُسْتَقِيمِ.
Ya Allah, pindahkan aku dari kegelapan menuju cahaya, dari kelemahan menuju kekuatan, dari perpecahan menuju persatuan, dari kelalaian menuju kesadaran. Jadikan aku termasuk orang-orang yang Engkau beri petunjuk ke jalan yang lurus.(ADS)

Show More

Related Articles

Back to top button