KBRI Windhoek Perluas Jejaring Budaya Lewat Workshop Tenun Wastra Nusantara di Dua Kota Namibia
SALAMMADANI.COM – Dalam upaya memperkuat hubungan budaya antara Indonesia dan Namibia, KBRI Windhoek menggelar Wastra Nusantara Weaving Workshop di dua lokasi berbeda. Program ini terlaksana melalui kolaborasi dengan University of Namibia (UNAM) di Windhoek pada 1–2 Desember 2025, dan dengan Community Skills Development Foundation (COSDEF) Arts and Crafts Center di Swakopmund pada 4–5 Desember 2025. Workshop tersebut memberikan pengenalan teknik dasar tenun tradisional Nusantara bagi para pengrajin, akademisi, mahasiswa, dan pelaku kreatif Namibia.
Seorang instruktur dari Batik House Indonesia memandu jalannya pelatihan, mulai dari proses pengolahan benang, penyusunan motif, hingga pemahaman filosofis di balik wastra sebagai bagian dari kekayaan tekstil Indonesia. Interaksi yang terjalin antara peserta dan instruktur menciptakan suasana belajar yang akrab, mempertemukan dua tradisi kriya dalam dialog budaya yang saling memperkaya.
Duta Besar RI untuk Namibia dan Angola, Mirza Nurhidayat, dalam sambutannya menegaskan bahwa pertukaran keahlian merupakan jembatan penting dalam membangun kolaborasi lintas negara.
“Wastra tidak hanya berbicara tentang seni, tetapi juga tentang nilai, kreativitas, dan ketekunan. Kami berharap workshop ini menjadi pintu lahirnya kolaborasi baru antara para artisan Indonesia dan Namibia, serta memberi manfaat nyata bagi komunitas kreatif lokal,” ujar Dubes Mirza.
Pembukaan kegiatan di UNAM turut mendapat dukungan Pemerintah Namibia. M’Kariko Amagulu, Direktur Seni pada Kementerian Education, Innovation, Youth, Sports, Arts and Culture, menyampaikan bahwa program semacam ini sejalan dengan fokus pemerintah dalam memperkuat sektor kreatif sebagai salah satu penopang ekonomi masa depan. Ia menilai kegiatan ini dapat menjadi ruang penting bagi penguatan jati diri budaya sekaligus peningkatan kompetensi pelaku kreatif Namibia.
Dari kalangan akademisi, Associate Dean School of Humanities, Society and Development, Martha Akawa, mengapresiasi kerja sama yang terus berkembang antara Indonesia dan Namibia melalui berbagai program pendidikan.
“Inisiatif seperti ini membantu membentuk generasi yang lebih percaya diri dan terampil, sekaligus mendukung agenda pemerintah dalam memperkuat sektor kreatif Namibia,” ungkapnya.
Sebanyak 16 peserta dari Faculty of Education and Human Sciences UNAM, serta para pengrajin binaan COSDEF dari berbagai wilayah Namibia, mengikuti rangkaian pelatihan intensif tersebut.
Pada sesi di Swakopmund, COSDEF Oyetu Project menyampaikan apresiasi dan berharap agar KBRI Windhoek dapat menghadirkan kembali pelatihan lanjutan untuk memperdalam keterampilan para pengrajin.
Project Manager COSDEF, Samuel Sheyanena, juga menggarisbawahi potensi besar batu alam Namibia yang belum banyak dimanfaatkan. Ia berharap pelatihan mendatang dapat mencakup teknik wire-wrapped jewellery, sehingga batu-batu tersebut dapat diolah menjadi produk bernilai tambah bagi perajin lokal.
Secara keseluruhan, workshop ini menunjukkan komitmen kuat KBRI Windhoek dalam mempererat hubungan budaya sekaligus mendukung pengembangan kapasitas komunitas kreatif Namibia. Inisiatif ini tidak hanya memberikan dampak langsung bagi para peserta, tetapi juga memperkuat citra Indonesia sebagai mitra yang aktif berbagi keahlian, mendorong pemberdayaan masyarakat, dan memperkukuh hubungan bilateral yang saling menguntungkan.(askur/png)



