LPPM Unisba Gandeng INAREC Gelar Pelatihan Etik Riset, Perkuat Peran Komite Etik sebagai Penjaga Integritas Akademik

SALAMMADANI.COM – Universitas Islam Bandung (Unisba) melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM), menjalin kolaborasi strategis dengan Indonesian Research Ethics Consultancy (INAREC) untuk menggelar Pelatihan Komite Etik Penelitian secara langsung (luring). Kegiatan ini digelar sebagai upaya nyata untuk meningkatkan mutu, kapasitas, dan keberlanjutan peran Komite Etik Penelitian (KEP) Unisba, sekaligus memperkuat jejaring dengan para reviewer dari berbagai institusi.
Wakil Ketua KEP Unisba, Prof. Dr. Ike Junita Triwardhani, S.Sos., M.Si., secara resmi membuka kegiatan dengan menyampaikan harapan agar pelatihan ini menjadi titik tolak dalam memperkuat posisi KEP serta menambah jumlah tenaga reviewer yang berkompeten, khususnya dari kalangan yang baru bergabung. Menurutnya, pelatihan ini merupakan langkah strategis dalam memastikan keberlangsungan dan kredibilitas KEP dalam mengawal etika penelitian akademik.
Sementara itu, Rektor Unisba, Prof. Ir. A. Harits Nu’man, MT., Ph.D., IPU, turut meresmikan pelatihan. Dalam sambutannya, ia menegaskan peran vital Komite Etik dalam melindungi hak dan kesejahteraan subjek penelitian, baik manusia maupun hewan. Ia juga menekankan pentingnya penyusunan SOP yang sinkron dengan standar institusi lain, melalui proses evaluasi dan perencanaan yang matang.
Kegiatan yang diikuti oleh sekitar 60 peserta dari berbagai kampus di Jawa Barat dan rumah sakit mitra ini diawali dengan pre-test untuk memetakan pemahaman awal peserta terkait etika penelitian. Tingginya partisipasi lintas institusi mencerminkan kebutuhan yang besar akan penguatan kapabilitas etik di dunia riset.
Materi pelatihan diisi oleh sejumlah pakar berpengalaman di bidang etik penelitian. Dr. Titik Respati, drg., M.Sc., P.H. membuka sesi dengan membahas pentingnya pemahaman terhadap prinsip-prinsip dasar etika sebagai fondasi bagi para peneliti dan reviewer, terutama yang baru terlibat dalam KEP.
Dilanjutkan oleh Dra. Rachmalia Soerahman, M.Sc., P.H., yang mengangkat isu-isu penting seputar etika dan integritas dalam penelitian, termasuk tantangan dalam merekrut subjek dari kelompok rentan seperti penyintas HIV, pengguna narkoba, hingga komunitas LGBT. Ia juga menyoroti isu deception dalam riset serta urgensi perlindungan terhadap populasi marginal.
Sesi berikutnya, Harnawan Rizky, S.Si., MOHRE membahas proses telaah etik terhadap protokol penelitian. Ia menekankan aspek penilaian risiko dan manfaat, serta pendekatan etis dalam penggunaan teknologi modern seperti Big Data dan kecerdasan buatan (AI), yang membawa tantangan baru dalam ranah etik penelitian.
Sebagai suara dari masyarakat umum, Sipin Putra, S.Sos., M.Si. memberikan pandangan dari perspektif lay person dalam menilai penelitian sosial dan perilaku. Ia menekankan pentingnya dimensi sosial dan sensitivitas etis terhadap dampak riset, agar hasil penelitian dapat diterima secara luas oleh masyarakat.
Turut hadir pula Dr. Maya Tejasari, Ketua Komite Etik Penelitian Kesehatan (KEPK) Unisba, yang aktif mendampingi proses pelatihan dan memfasilitasi diskusi strategis tentang penguatan peran KEPK dalam menjamin kualitas etik penelitian di lingkungan universitas.
Pelatihan ditutup dengan sesi simulasi telaah protokol yang dibagi ke dalam dua kelompok. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil evaluasi mereka, yang kemudian diikuti dengan post-test guna menilai peningkatan pemahaman peserta.
Antusiasme peserta selama pelatihan menjadi cerminan nyata akan kesadaran dan semangat yang tinggi dalam memperkuat landasan etik dalam penelitian. Melalui kegiatan ini, Unisba berharap dapat melahirkan reviewer andal yang siap menjaga integritas dan kepercayaan publik terhadap riset-riset akademik, baik di internal kampus maupun di lembaga mitra.