Berita

LPPM Unisba Latih Guru SDN 93 Caringin Kembangkan Bahan Ajar Berbasis AI

SALAMMADANI.COM – Pesatnya perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) telah membawa perubahan besar di berbagai sektor, termasuk dunia pendidikan. Sekolah Dasar, sebagai tahap pendidikan fundamental, berperan penting dalam membentuk karakter dan akhlak peserta didik. Berdasarkan urgensi tersebut, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Islam Bandung (Unisba) menyelenggarakan program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) bertajuk “Transformasi Digital dalam Pembelajaran Akhlak, Sastra, dan Budaya.” Kegiatan ini menggandeng para guru dari SDN 93 Caringin, Kota Bandung, sebagai mitra.

Tiga narasumber ahli turut berperan sebagai fasilitator dalam kegiatan ini, yakni Nabilah Nuraini, S.Ag., M.Ag (Fakultas Tarbiyah dan Keguruan)., Heru Pratikno, S.S., M.A ((Fakultas Tarbiyah dan Keguruan), dan Askurifai Baksin, S.Sos., M.Si (Fikom Unisba). Selain menyampaikan materi teoritis, para peserta juga diberikan kesempatan untuk mempraktikkan penggunaan AI dalam pembuatan bahan ajar berbasis sastra, akhlak, dan budaya menggunakan perangkat laptop.

See also  Akhirnya Kepengurusan PD PGM Indonesia Kab. Tasikmalaya Dilantik

Menurut Nabilah, pendidikan akhlak erat kaitannya dengan kecerdasan emosional yang terdiri dari beberapa aspek, yakni kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati, dan keterampilan sosial. Ia juga mengulas teori perkembangan moral dari Lawrence Kohlberg yang terbagi dalam tiga tingkatan: prakonvensional (usia 4-9 tahun), konvensional (usia 9-15 tahun), dan pascakonvensional (usia 15 tahun ke atas). Oleh karena itu, metode pengajaran akhlak bagi anak SD perlu disesuaikan dengan tahap perkembangan moral mereka, misalnya dengan pendekatan berbasis penghargaan dan konsekuensi.

Lebih lanjut, Nabilah menjelaskan empat konsep utama akhlak dalam Islam, yakni hubungan akhlak dengan Allah SWT, diri sendiri, sesama manusia, dan lingkungan. Untuk mengajarkan akhlak kepada anak, ia menekankan pentingnya memberikan teladan nyata, menyampaikan kisah inspiratif, menggunakan metode bermain sambil belajar, memberikan apresiasi serta teguran secara positif, serta melibatkan peran orang tua agar pendidikan akhlak tetap konsisten di lingkungan sekolah maupun rumah.

See also  Ke Jakarta, Komisi III Soroti Kinerja BUMD Jabar

Dalam sesi berikutnya, Heru Pratikno mengangkat isu seputar permasalahan berbahasa yang kerap terjadi pada anak-anak, seperti penggunaan bahasa yang kurang santun, kebiasaan berbohong, serta dominasi bahasa gaul yang berlebihan. Selain itu, ia juga menyoroti permasalahan budaya, seperti kurangnya kesadaran terhadap budaya lokal, minimnya penggunaan bahasa daerah, serta rendahnya minat terhadap seni dan tradisi daerah. Menurut Heru, untuk mengatasi hal tersebut, anak-anak perlu dibekali dengan kemampuan berbahasa yang baik, pemahaman konteks sosial dalam berkomunikasi, serta keterampilan membaca dan memahami teks yang lebih kompleks.

Ia menekankan bahwa peningkatan kemampuan berbahasa dapat dilakukan melalui diskusi interaktif, latihan menulis cerita yang kemudian dipresentasikan, serta membiasakan anak menggunakan bahasa yang sopan. Selain itu, anak-anak juga perlu diajarkan untuk memverifikasi informasi sebelum menyebarkannya, memahami konteks penggunaan bahasa dalam berbagai situasi, serta mengembangkan minat terhadap sastra dan budaya melalui media digital yang interaktif.

See also  Pameran Kaligrafi MTQ Internasional: Perpaduan Budaya Indonesia-Iran yang Menginspirasi

Pada sesi terakhir, Askurifai Baksin memandu para guru dalam praktik pembuatan bahan ajar berbasis AI. Enam aplikasi AI yang diperkenalkan dalam sesi ini antara lain: ChatGPT untuk menyusun naskah storytelling, Prosa AI untuk mengubah teks menjadi suara, Leonardo AI untuk menghasilkan gambar dari teks, Studio Vidu untuk mengonversi gambar menjadi video, Suno AI untuk menciptakan backsound bebas hak cipta, serta Clipchamp untuk menyunting video hasil produksi. Dengan memanfaatkan teknologi tersebut, para guru berhasil menciptakan bahan ajar yang lebih personal, interaktif, dan menarik.

Melalui pelatihan ini, diharapkan para pendidik semakin terampil dalam mengintegrasikan teknologi AI dalam proses pembelajaran, sehingga mampu meningkatkan efektivitas penyampaian materi berbasis sastra, akhlak, dan budaya kepada siswa SD. (ask/png)

Show More

Related Articles

Back to top button