Berita

Mahasiswa KKN Unisba Edukasi Warga Cibatu Soal Pemulasaran Jenazah dan Gelar Layanan Kesehatan Gratis

SALAMMADANI.COM – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PG PAUD), Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Bandung (Unisba), menggelar kegiatan edukatif bertema “Penyuluhan Pemulasaran Jenazah dalam Perspektif Islam dan Bioetika Medis” pada Kamis (17/7) di Madrasah Miftahul Barkah, RW 01, Desa Cibatu, Kecamatan Cibatu, Kabupaten Garut.

Kegiatan ini dirancang untuk memperkaya wawasan masyarakat tentang tata cara mengurus jenazah sesuai tuntunan syariat Islam serta menanamkan pentingnya memperlakukan jenazah secara bermartabat dan profesional dengan landasan etika medis modern.

Dr. Khambali, S.Pd.I., M.Pd.I., dosen Prodi PAI FTK Unisba, menyampaikan empat tahapan utama pemulasaran jenazah menurut Islam: memandikan, mengkafani, menyalatkan, dan menguburkan. Ia merujuk pada Surah Al-Mu’minun ayat 15–16 sebagai dasar spiritual bahwa setiap manusia pasti akan mengalami kematian dan dibangkitkan kembali. Hadis Nabi SAW juga menguatkan pentingnya menghormati jenazah sebagai bagian dari hak antar sesama muslim.

See also  Unisba Gelar Pemaparan Visi Calon Rektor untuk Periode 2025-2029

Melengkapi perspektif religius, dr. Ninuk Permata Sari, M.H.Kes., dosen Fakultas Kedokteran Unisba, memaparkan prinsip-prinsip bioetika medis berdasarkan teori Beauchamp & Childress (2009). Ia menekankan bahwa menghormati jenazah berarti menjalankan prinsip otonomi, kebaikan, keadilan, dan tidak merugikan—termasuk menghargai wasiat jenazah, menghindari diskriminasi, dan memperlakukan jenazah secara manusiawi.

Tak hanya penyuluhan, kegiatan ini juga menghadirkan layanan cek kesehatan dan konsultasi medis gratis yang langsung ditangani oleh dr. Ninuk. Warga memanfaatkan layanan ini untuk memantau tekanan darah, berkonsultasi soal kesehatan, dan mendapat edukasi tentang pencegahan penyakit. Salah satu warga mengaku senang karena bisa mengetahui kondisi kesehatannya, sementara tokoh masyarakat menyampaikan rasa terima kasih atas kepedulian mahasiswa dan tim medis Unisba yang dinilai sangat jarang hadir di wilayah mereka.

See also  Anggaran Terpangkas Rp14 Triliun, Kemenag Tetap Optimis Jalankan Program Prioritas

Acara ini mendapat respons positif dari masyarakat lintas usia—mulai dari remaja hingga orang tua, bahkan para ustadz dan guru madrasah. Mereka mengikuti penyuluhan dengan antusias, aktif berdiskusi, dan langsung mempraktikkan pemulasaran jenazah. Kegiatan ini dianggap berhasil karena mampu menggabungkan nilai-nilai keislaman dengan ilmu kedokteran secara selaras.

Salah seorang tokoh masyarakat mengatakan bahwa warga kini memiliki pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana memperlakukan jenazah secara layak dan sesuai tuntunan agama. Seorang ibu juga mengaku baru menyadari pentingnya menjaga martabat jenazah, tak hanya dari sisi ritual, tetapi juga dari aspek kemanusiaan.

Sebanyak 11 mahasiswa S1 dari Prodi PAI dan PG PAUD terlibat dalam kegiatan ini, yaitu Tasya Aulia Durriyyah, Putri Widianingsih, Risky Amellia, Salsabila Tahania Daffa, Risca Dwi Mulniasari, Nabila Nur Hanifah Agnel, Santi Budiyani, Dyah Larasati, Rizqi Muhammad Padli, Acep Syukron Ma’mun, dan M. Thoriq Firdaus.

See also  NU Menunjukkan Wajah Islam dan Indonesia yang Ramah

Mereka berharap kegiatan ini menjadi pemantik kesadaran bersama bahwa kematian adalah bagian dari kehidupan yang harus dihadapi dengan ilmu, iman, dan etika. Kolaborasi antara penyuluhan keagamaan dan layanan medis ini menunjukkan bahwa mahasiswa Unisba tak hanya belajar di kelas, tetapi juga mampu hadir di tengah masyarakat dengan kontribusi nyata yang membawa dampak positif.(askur/png)

Show More

Related Articles

Back to top button