Opini

Menengok Krisis Kemanusiaan

Dr. Asep Dudi Suhardini, M.Ag (Wadek 1 Fakultas Tarbiyah & Keguruan Unisba)

KRISIS kemanusiaan bukan sekadar berita di layar kaca atau statistik dingin dalam laporan PBB. Ia adalah jerit manusia yang kehilangan tempat tinggal akibat perang, anak-anak yang kelaparan, dan perempuan yang terpaksa mengungsi karena kekerasan struktural. Dalam pandangan Islam, kemanusiaan adalah satu keluarga besar yang disatukan oleh fitrah ilahi. Ketika satu anggota tubuh dunia terluka, seluruh peradaban seharusnya ikut merasakan sakitnya.

Al-Qur’an menegaskan martabat manusia yang melekat sejak penciptaannya, tanpa memandang ras, etnis, atau status sosial:

وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آدَمَ وَحَمَلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُم مِّنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَىٰ كَثِيرٍ مِّمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلًا

” Dan sungguh, Kami telah memuliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di darat dan di laut, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik, dan Kami lebihkan mereka atas banyak makhluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna .” (QS. Al-Isra’ [17]: 70)

Ayat ini menegaskan bahwa kemuliaan manusia bersifat universal, tidak hanya dimiliki oleh umat tertentu. Mengabaikan penderitaan manusia lain berarti merusak prinsip dasar penciptaan.

Al-Qur’an mengutuk segala bentuk pembunuhan dan kekerasan yang tidak sah:

مَنْ قَتَلَ نَفْسًا بِغَيْرِ نَفْسٍ أَوْ فَسَادٍ فِي الْأَرْضِ فَكَأَنَّمَا قَتَلَ النَّاسَ جَمِيعًا
” Barang siapa membunuh satu jiwa, bukan karena jiwa lain atau bukan karena membuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan ia telah membunuh seluruh manusia .” (QS. Al-Ma’idah [5]: 32)

Ayat ini menunjukkan bahwa setiap jiwa memiliki nilai tak ternilai, dan kejahatan terhadap satu orang adalah kejahatan terhadap kemanusiaan.

Rasulullah ﷺ menegaskan pentingnya solidaritas manusia, terutama dalam menghadapi penderitaan:

See also  Muallah, Tak Hanya Perkara Baru Masuk Islam

مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ كَمَثَلِ الْجَسَدِ، إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى
(“ Perumpamaan orang-orang beriman dalam cinta, kasih sayang, dan empati mereka bagaikan satu tubuh. Jika satu anggota tubuh sakit, seluruh tubuh ikut merasakan sakit dengan tidak bisa tidur dan demam .”) — HR. Muslim

Hadis ini memberi gambaran konkret: iman sejati melahirkan kepekaan sosial, bukan sikap acuh tak acuh.

Saat ini, dunia menyaksikan berbagai tragedi kemanusiaan, yang paling krusial dan kritis adalah tragedi Gaza yang menjadi medan pelanggaran HAM. Krisis bukan hanya akibat bencana alam, melainkan juga keserakahan manusia, konflik politik, dan ekonomi global yang tidak adil. Kegagalan dunia merespons berarti kegagalan moral kolektif.

Islam mengajarkan dua bentuk tanggung jawab:
* Tanggung jawab spiritual: mengakui setiap nyawa adalah amanah Allah.
* Tanggung jawab sosial: berbuat nyata untuk mencegah kerusakan dan menolong yang tertindas.

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ
” Dan tolong-menolonglah kalian dalam kebaikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam dosa dan permusuhan .” (QS. Al-Ma’idah [5]: 2)

Krisis kemanusiaan hanya bisa diatasi dengan membangkitkan nurani, menegakkan keadilan, dan mengembalikan kemanusiaan pada nilai aslinya. Setiap orang beriman dituntut untuk mengambil peran: melalui doa, advokasi, sedekah, atau kontribusi pemikiran dan teknologi.

Gaza hari ini adalah simbol penderitaan kolektif umat manusia. Sejak blokade ketat selama bertahun-tahun hingga bombardir tanpa henti, Gaza tidak hanya menjadi medan perang, tetapi medan uji nurani dunia. Setiap rumah yang hancur, setiap anak yang syahid, adalah bukti bahwa dunia masih gagal menjaga martabat manusia.

See also  Kolaborasi Tim PKM dan Dokter Alumni FK Unisba untuk Mewujudkan Pesantren Sehat

Lebih dari sekadar perang, muncul isu yang lebih mengerikan: pencaplokan menyeluruh wilayah Gaza untuk dianeksasi oleh Israel. Ini bukan hanya soal konflik tanah, tetapi soal penghapusan eksistensi sebuah bangsa.

Islam mengutuk setiap bentuk perampasan hak hidup dan tanah dengan kekerasan:

وَلَا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُم بَيْنَكُم بِالْبَاطِلِ وَتُدْلُوا بِهَا إِلَى الْحُكَّامِ لِتَأْكُلُوا فَرِيقًا مِّنْ أَمْوَالِ النَّاسِ بِالْإِثْمِ وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ
” Dan janganlah kalian memakan harta di antara kalian dengan cara yang batil dan (jangan) membawa perkara itu kepada para penguasa untuk memakan sebagian harta manusia dengan dosa, padahal kalian mengetahui (bahwa itu salah ).” (QS. Al-Baqarah [2]: 188)

Ayat ini berlaku bukan hanya pada individu, tetapi juga pada negara atau rezim yang menghalalkan penindasan dan pencaplokan wilayah.

Selain itu, Allah memperingatkan bahwa kezhaliman terhadap kaum lemah adalah dosa besar yang akan mendatangkan murka-Nya:

وَمَا لَكُمْ لَا تُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالْمُسْتَضْعَفِينَ مِنَ الرِّجَالِ وَالنِّسَاءِ وَالْوِلْدَانِ
” Mengapa kalian tidak berperang di jalan Allah untuk membela orang-orang lemah, baik laki-laki, perempuan, maupun anak-anak…?” (QS. An-Nisa’ [4]: 75)

Rasulullah ﷺ menegaskan bahwa meninggalkan kaum tertindas adalah bentuk kegagalan moral:

مَنْ لَمْ يَهْتَمَّ بِأَمْرِ الْمُسْلِمِينَ فَلَيْسَ مِنْهُمْ
( Barang siapa tidak peduli pada urusan kaum Muslimin, maka ia bukan bagian dari mereka .) — HR. al-Hakim

Hadis ini menuntut kepedulian aktif, bukan hanya simpati pasif. Dalam konteks Gaza, umat Islam dan seluruh dunia yang beradab dituntut untuk bersuara, berbuat, dan melawan kezaliman dengan segala cara yang sah.

See also  Metode Dakwah Bil Kitabah (Tulisan)

Upaya melenyapkan Gaza melalui pemboman, blokade, dan pencaplokan tanah adalah bentuk kolonialisme modern yang bertentangan dengan Piagam PBB, hukum humaniter internasional, dan nilai kemanusiaan. Dalam pandangan Islam, merampas hak orang lain adalah bentuk hirabah (terorisme dan kejahatan besar).

وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ
” Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zhalim .” (QS. Ali ‘Imran [3]: 57)

Solusi Gaza bukan sekadar gencatan senjata sementara tetapi mengembalikan hak penuh rakyat Palestina atas tanah, kemerdekaan, dan kehidupannya. Dunia Islam dan komunitas internasional harus:
* Menekan diplomasi global untuk menghentikan agresi dan rencana aneksasi.
* Menguatkan dukungan kemanusiaan: pangan, medis, psikososial, dan pemulihan.
* Menggalang kesadaran publik agar isu Gaza tidak tenggelam di balik politik praktis.
* Menegaskan perlawanan kemanusiaan: bukan hanya hak rakyat Palestina, tetapi hak semua manusia untuk hidup merdeka.

“Ya Allah, Engkau yang Maha Melihat air mata anak-anak Gaza. Engkau yang Maha Mendengar jerit orang-orang lemah yang terperangkap di reruntuhan. Turunkan pertolongan-Mu, kuatkan langkah mereka, satukan hati umat manusia untuk melawan kezhaliman. Jadikan bumi Gaza kembali teduh di bawah rahmat-Mu, bukan api kebencian.”

“Ya Allah, Engkau Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Jangan biarkan bumi-Mu dipenuhi darah dan air mata. Lembutkan hati para pemimpin agar berlaku adil. Beri kekuatan bagi mereka yang tertindas. Jadikan kami bagian dari hamba-Mu yang menegakkan kemanusiaan, bukan merobohkannya.”(ADS)

Show More

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button