DI Hari Akhir, manusia akan berhadapan dengan kenyataan yang tak terbantahkan, sebuah momen ketika keadilan Tuhan menjadi terang benderang. Dalam suasana itu, gambaran tentang permusuhan, saling menyalahkan, dan penyesalan mendalam menjadi potret tragis dari kehidupan yang diwarnai kelalaian dan kesesatan. Ayat-ayat Al-Qur’an memberikan ilustrasi mendalam tentang keadaan tersebut, tidak hanya sebagai peringatan tetapi juga pelajaran moral bagi manusia di dunia.
Allah mengungkapkan bagaimana manusia yang dulunya begitu loyal kepada pemimpin atau tokoh yang mereka agungkan, kelak akan menyadari kesalahan besar mereka.
وَقَالُوا۟ رَبَّنَآ إِنَّآ أَطَعْنَا سَادَتَنَا وَكُبَرَآءَنَا فَأَضَلُّونَا ٱلسَّبِيلَا۠ (67) رَبَّنَآ ءَاتِهِمْ ضِعْفَيْنِ مِنَ ٱلْعَذَابِ وَٱلْعَنْهُمْ لَعْنًۢا كَبِيرًا (68)
“Dan mereka berkata, ‘Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah menaati para pemimpin dan pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar). Ya Tuhan kami, timpakanlah kepada mereka azab dua kali lipat dan laknatlah mereka dengan laknat yang besar.’ (QS Al-Ahzab: 67-68)
Dalam pengakuan ini terkandung pesan penting bahwa kepatuhan tanpa kritis kepada otoritas dapat menjadi awal kehancuran. Kehidupan di dunia seringkali memperlihatkan bagaimana individu atau kelompok memanfaatkan kekuasaan untuk menyesatkan orang banyak. Mereka yang tertipu oleh janji-janji palsu akhirnya kehilangan arah menuju kebenaran. Ayat ini mengajarkan bahwa setiap individu bertanggung jawab untuk menilai dan memilih jalan hidupnya berdasarkan petunjuk ilahi, bukan sekadar mengikuti arus atau figur yang populer.
Namun, permusuhan di Hari Akhir tidak hanya terjadi antara pengikut dan pemimpin. Setan, yang selama ini menjadi musuh abadi manusia, juga akan berlepas diri dari peranannya.
وَقَالَ ٱلشَّيْطَـٰنُ لَمَّا قُضِىَ ٱلْأَمْرُ إِنَّ ٱللَّهَ وَعَدَكُمْ وَعْدَ ٱلْحَقِّ وَوَعَدتُّكُمْ فَأَخْلَفْتُكُمْ…
“Dan berkatalah setan ketika perkara (hisab) telah diselesaikan, ‘Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan aku pun telah menjanjikan kepadamu, tetapi aku menyalahinya….'” (QS Ibrahim: 22)
Dialog ini menunjukkan bahwa setan hanyalah penggoda, bukan pemaksa. Pilihan manusia untuk mengikuti bujuk rayu setan adalah keputusan pribadi yang berujung pada penyesalan. Dunia modern menawarkan banyak bentuk godaan—harta, jabatan, dan popularitas yang sering membuat manusia mengabaikan nilai-nilai ilahiah. Ayat ini mengingatkan bahwa setiap keputusan harus diambil dengan kesadaran penuh akan tanggung jawab di hadapan Allah.
Gambaran lain yang menonjol di Hari Akhir adalah saling melaknatnya penghuni neraka.
٣٨. قَالَ ٱدْخُلُوا۟ فِىٓ أُمَمٍۢ قَدْ خَلَتْ مِن قَبْلِكُم مِّنَ ٱلْجِنِّ وَٱلْإِنسِ فِى ٱلنَّارِ ۖ كُلَّمَا دَخَلَتْ أُمَّةٌۭ لَّعَنَتْ أُخْتَهَا ۖ حَتَّىٰٓ إِذَا ٱدَّارَكُوا۟ فِيهَا جَمِيعًاۢ قَالَتْ أُخْرَىٰهُمْ لِأُولَىٰهُمْ رَبَّنَا هَـٰٓؤُلَآءِ أَضَلُّونَا فَـَٔاتِهِمْ عَذَابًۭا ضِعْفًۭا مِّنَ ٱلنَّارِ ۖ قَالَ لِكُلٍّۢ ضِعْفٌۭ وَلَـٰكِن لَّا تَعْلَمُونَ ٣٩. وَقَالَتْ أُولَىٰهُمْ لِأُخْرَىٰهُمْ فَمَا كَانَ لَكُمْ عَلَيْنَا مِن فَضْلٍۢ فَذُوقُوا۟ ٱلْعَذَابَ بِمَا كُنتُمْ تَكْسِبُونَ
- (Allah) berfirman, “Masuklah kamu ke dalam neraka bersama golongan jin dan manusia yang telah lalu sebelum kamu.” Setiap suatu golongan masuk (ke dalam neraka), mereka mengutuk golongan yang lain. Sehingga apabila mereka saling menyusul di dalamnya, yang terakhir berkata kepada yang pertama, “Ya Tuhan kami, mereka telah menyesatkan kami, sebab itu timpakanlah kepada mereka azab yang berlipat ganda dari neraka.” Dia (Allah) berfirman, “Masing-masing mendapat (siksaan) yang berlipat ganda, tetapi kamu tidak mengetahui.” 39. Dan yang pertama berkata kepada yang terakhir, “Kamu tidak memiliki kelebihan apa pun atas kami. Maka rasakanlah azab karena apa yang telah kamu perbuat.” (QS Al-A’raf: 38-39)
Ayat ini menampilkan sikap saling menyalahkan di antara orang-orang yang semasa hidupnya mengikuti jalan kesesatan. Mereka yang dulu merasa solid dalam kebersamaan akhirnya berubah menjadi musuh satu sama lain. Solidaritas dalam keburukan hanyalah ilusi yang akan runtuh di Hari Pengadilan. Pesan ini sangat relevan di masa kini, ketika persaudaraan seringkali dibangun atas dasar kepentingan sesaat atau ideologi yang menentang nilai-nilai Islam.
Keadaan yang lebih tragis tergambar dalam dialog penghuni neraka:
٢٧. فَأَقْبَلَ بَعْضُهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ يَتَسَاءَلُونَ ٢٨. قَالُوا إِنَّكُمْ كُنتُمْ تَأْتُونَنَا عَنِ ٱلْيَمِينِ ٢٩. قَالُوا بَل لَّمْ تَكُونُوا۟ مُؤْمِنِينَ ٣٠. وَمَا كَانَ لَنَا عَلَيْكُم مِّن سُلْطَٰنٍۭ بَلْ كُنتُمْ قَوْمًۭا طَٰغِينَ ٣١. فَحَقَّ عَلَيْنَا قَوْلُ رَبِّنَآ إِنَّا لَذَآئِقُونَ ٣٢. فَأَغْوَيْنَـٰكُمْ إِنَّا كُنَّا غَـٰوِينَ
- Kemudian sebagian mereka menghadap kepada sebagian yang lain, saling bertanya. 28. Mereka berkata, “Sungguh, dahulu kamu benar-benar datang kepada kami dari kanan (yang menjanjikan kebenaran).” 29. Mereka (yang menyesatkan itu) menjawab, “Sebenarnya kamu sendiri tidak beriman.” 30. Dan kami sekali-kali tidak memiliki kekuasaan terhadapmu, tetapi kamu adalah kaum yang melampaui batas.
- Maka pastilah keputusan (azab) Tuhan kita menimpa kita; sungguh, kita akan merasakannya. 32.Maka kami telah menyesatkan kamu, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang sesat.” As-Shaffat ayat 27-32
Dialog ini mencerminkan bahwa setiap kelompok berusaha melepaskan tanggung jawab atas nasibnya sendiri, meskipun mereka pernah sepakat dalam kemaksiatan. Dunia hari ini sering menyaksikan kolaborasi yang tidak sehat, baik dalam bentuk korupsi, konspirasi politik, atau dukungan terhadap budaya yang merusak. Ayat ini mengajarkan bahwa kebersamaan dalam kesalahan hanya akan berakhir dalam perpecahan dan penyesalan.
Semua gambaran ini menyadarkan kita akan pentingnya memilih jalan hidup yang lurus, berbasis pada iman dan amal saleh. Kehidupan dunia adalah peluang untuk menata diri, bukan terjebak dalam godaan atau pengaruh yang menyesatkan. Penyesalan di Hari Akhir hanyalah refleksi dari kelalaian manusia di dunia.
Wahai Allah Yang Maha Adil, Limpahkanlah petunjuk-Mu kepada kami agar senantiasa berada di jalan yang lurus. Jauhkanlah kami dari godaan setan dan pengaruh buruk manusia yang menyesatkan. Kuatkanlah hati kami untuk memilih kebenaran, meskipun terasa sulit dan berat di dunia. Karuniakanlah kepada kami kesadaran akan tanggung jawab kami di hadapan-Mu, dan pertemukanlah kami kelak di surga-Mu yang penuh dengan kedamaian.(ADS)