NU Menunjukkan Wajah Islam dan Indonesia yang Ramah
Presiden menyampaikan sambutan di Pengukuhan PBNU di Kota Balikpapan
SALAMMADANI.COM: Pengukuhan PBNU yang dinahkodai Rais Aam PBNU KH. Miftachul Akhyar dan Ketua Umum Yahya Cholil Staquf berlangsung di Kota Balikpapan bersamaan dengan Harlah ke-96 NU yang mengusung tema besar “Menyongsong 100 Tahun Nahdlatul Ulama: Merawat Jagat, Membangun Peradaban”.
Turut hadir mendampingi Presiden Joko Widodo pada acara itu, sejumlah Menteri Indonesia Maju, di antaranya Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Menaker Ida Fauziah, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, Menteri Kelautan dan Perikanan, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, dan sejumlah pejabat tinggi negara lainnya.
Hadir juga Wakil Presiden Ke-10 dan Ke-12 H Jusuf Kalla, Ketua DPR RI Puan Maharani, Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor dan sejumlah tokoh lintas agama di Indonesia.
Pengukuhan dipimpin langsung oleh Rais Aam PBNU, KH Miftachul Akhyar dengan membacakan teks baiat pengukuhan PBNU dan diikuti oleh para pengurus yang saat dikukuhkan mengenakan kemeja putih dan memakai peci.
Presiden Joko Widodo dalam sambutannya menyampaikan selamat kepada pengurus yang dilantik dan terima kasih kepada warga Nahdlatul Ulama di Indonesia yang telah menjaga NKRI dan Pancasila.
“Terima kasih atas kiprah NU selama ini dalam menjaga NKRI, dan dalam menjaga Pancasila. Pandangan hubbul wathan minal iman juga NKRI harga mati telah merangkai persatuan dan kesatuan bangsa. NU telah terus menerus memperjuangkan moderasi beragama, bertoleransi dan kebangsaan,” kata Presiden Joko Widodo yang hadir dalam pengukuhan mengenakan sarung, Senin (31/1/2022).
“NU dapat menunjukkan wajah Islam, menunjukkan wajah Indonesia yang teduh, ramah di mata dunia dan menunjukkan agama dan budaya yang bersanding, saling memperkaya satu sama lain,” sambung Presiden.
Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar mengatakan teks baiat saat pengukuhan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama adalah sebuah inisiasi spiritual agar melahirkan kepengurusan yang betul-betul punya komitmen, sikap, dan ketaatan yang prima, sekaligus recharging energi spiritual sebagai jalinan komitmen bersama.
Kiai Miftach mengawali pengukuhan dengan membacakan ayat tentang amanah, yakni Al-Qur’an Surat An-Nisa ayat 58 dan sebuah hadis. Setelah itu, seluruh pengurus mengikuti baiat yang diucapkan Kiai Miftach dengan diawali syahadat dan diakhiri hauqalah.
Acara pengukuhan yang penuh khidmat itu menyiratkan rasa moderasi di antara berbagai pemeluk agamaagama,. (sani/png)