Resmikan Muktamar V Parmusi, Menag Dorong Kebangkitan Peran Umat di Era Post-Truth
SALAMMADANI.COM — Menteri Agama Nasaruddin Umar secara resmi membuka Muktamar V Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi) yang digelar di Pondok Pesantren Az-Zikra, Sentul, Bogor, Senin (22/12/2025). Dalam sambutannya, Menag mengajak Parmusi untuk kembali bangkit dan mengambil peran strategis umat di tengah tantangan era post-truth yang semakin kompleks.
Menag menegaskan bahwa sejarah panjang Parmusi merupakan aset besar bagi umat Islam Indonesia. Oleh karena itu, ia menyayangkan jika organisasi sebesar Parmusi mengalami penurunan peran di tengah masyarakat. Menurutnya, bangsa ini justru membutuhkan Parmusi yang kokoh, berwibawa, dan berpengaruh sebagaimana pada masa kejayaannya.
Ia menjelaskan bahwa tantangan umat saat ini tidak hanya berkisar pada isu politik, ekonomi, atau keberagaman, tetapi juga menghadapi era post-truth, di mana kebenaran kerap terdistorsi oleh kekuatan media, kepentingan politik, dan modal. Dalam situasi tersebut, kebenaran yang sahih secara keilmuan belum tentu diterima secara sosial.
Menag menekankan bahwa menjadi tokoh umat di era sekarang tidak cukup hanya mengandalkan otoritas keilmuan dan keteladanan personal. Diperlukan pula kemampuan membangun jejaring, melakukan diplomasi, serta memperkuat pengaruh sosial agar nilai-nilai kebenaran tetap hidup dan berdaya di tengah masyarakat.
Ia juga menyampaikan optimisme bahwa Parmusi memiliki potensi besar untuk kembali tampil sebagai kekuatan umat yang inklusif, mampu merangkul seluruh komunitas Muslim tanpa sekat aliran, kelompok sosial, maupun afiliasi politik. Dalam konteks tersebut, Menag mendorong agar Parmusi memberi ruang yang lebih luas bagi generasi muda sebagai estafet kepemimpinan umat.
Menag menyoroti bahwa sekitar 40 persen penduduk Indonesia berada pada usia produktif, yang menjadi bonus demografi penting bagi masa depan bangsa. Menurutnya, para tokoh senior perlu hadir sebagai pendamping aktif yang membimbing generasi muda, bukan sekadar mewariskan pola lama.
Dalam kesempatan yang sama, Menag juga mengangkat peran strategis agama dalam merespons berbagai tantangan global, seperti krisis lingkungan, perkembangan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), serta konflik kemanusiaan di berbagai belahan dunia. Ia menekankan bahwa bahasa agama memiliki kekuatan moral yang mampu menyentuh hati manusia untuk menjaga lingkungan, membimbing pemanfaatan teknologi, dan memperkuat diplomasi kemanusiaan.
Menurutnya, merusak lingkungan merupakan tindakan tercela, sementara merawatnya bernilai ibadah. Begitu pula dengan teknologi yang harus diarahkan oleh nilai-nilai moral agar kemajuan tidak justru melahirkan krisis baru.
Sementara itu, Ketua Umum Parmusi, Husnan Bey Fananie, menyampaikan apresiasi atas kehadiran dan dukungan Menteri Agama. Ia menilai Muktamar V Parmusi sebagai momentum penting untuk melakukan transformasi dan pembaruan peran organisasi di tengah umat.
Husnan menegaskan bahwa Muktamar V Parmusi merupakan muktamar perubahan, di mana Parmusi hadir sebagai simpul persaudaraan umat Islam Indonesia yang berkomitmen memperkuat ukhuwah, persatuan, serta kontribusi nyata bagi bangsa.
Muktamar V Parmusi Tahun 2025 diikuti oleh unsur majelis kehormatan, majelis syariah, majelis pertimbangan, majelis pakar, pengurus pusat dan daerah dari seluruh Indonesia, serta perwakilan berbagai organisasi kemasyarakatan Islam dan partai politik.(M Mardjan Mardyansyah/askut/png)




