Rukun dan Ruh Pesantren

Ruh Pesantren
Suatu lembaga pesantren idealnya juga memiliki ruh yang disebut ruhul ma’had. Ruh pesantren juga perlu dirumuskan agar lembaga yang secara genuine atau punya akar genologis yang kuat di masyarakat ini tidak kemudian menjadi factor of the problem (faktor masalah).
Setidaknya ruhul ma’had terdiri dari tujuh hal. Pertama, NKRI dan nasionalisme. Bisa kita cek dalam sejarah bahwa pesantren yang benar-benar pesantren yang mempunyai lima rukun sebagaimana dijelaskan di atas, pasti punya nasionalisme yang tinggi, bahkan sebelum Indonesia merdeka.
Kedua, keilmuan. Pesantren adalah tempat bagi para santri untuk mengkaji dan memperdalam ilmu. Dengan kata lain, bukan melakukan pergerakan dulu, tetapi mempelajari ilmunya terlebih dahulu, sampai kemudian memastikan dirinya melakukan suatu perbuatan A, B, C, D, hingga Z itu mempunyai dasar.
Ketiga, keikhlasan. Ruh ini adalah ruhul ma’had yang sangat fundamental dan harus ada dalam setiap jiwa pengasuh pesantren sekaligus juga para santri.
Keempat, kesederhanaan. Santri itu sederhana tidak ada yang mewah. Seandainya hari ini ada pesantren-pesantren bagus itu dalam kerangka bukan mewah-mewah, melainkan bagian dari adaptasi zaman. Hal itu karena persantren perlu melayani dengan pelayanan-pelayanan yang baik, misalnya, memfasilitasi kalangan masyarakat kelas menengah ke atas. Atau memang santri-santri yang terfasilitasi juga oleh kemajuan pesantren. Jadi, tetap dalam bingkai sederhana seiring dengan berbagai kondisi dan kebutuhan masyarakat.