Tokoh Masyarakat Digandeng untuk Tingkatkan Kepedulian Kesehatan Jantung

Oleh: Harvi Puspa Wardani, dr., Sp JP
ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) mencatat penyakit jantung koroner (PJK) sebagai penyebab kematian utama di dunia, bersanding dengan kanker. PJK terjadi akibat tersumbatnya pembuluh darah yang bertugas mengalirkan nutrisi ke otot jantung. Akibatnya, sel-sel otot jantung kekurangan suplai, mengalami kerusakan, hingga berujung pada kematian mendadak karena lemahnya fungsi jantung.
Fakta di lapangan juga menunjukkan kondisi yang mengkhawatirkan. Berdasarkan survei tim Pengabdian kepada Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung (Unisba) pada 2023–2024, sekitar 70 persen warga dewasa, lanjut usia, hingga manula di Kampung Cisaat, Desa Pangauban, Kecamatan Pacet, Kabupaten Bandung teridentifikasi mengidap penyakit jantung koroner.
Menindaklanjuti temuan tersebut, tim PKM FK Unisba dengan dukungan dana Hibah Internal 2024–2025 menggandeng tokoh masyarakat setempat yang dipimpin oleh Ust. Opik Taufik Rohman, M.Ag. Bersama-sama mereka mengusung program “Sosialisasi Kesehatan dan Pencegahan Kegawatan Jantung kepada Tokoh Masyarakat Kampung Cisaat, Desa Pangauban, Kecamatan Pacet, Kabupaten Bandung.” Program ini dipimpin oleh dr. Rika Nilapsari, SpPK., M.PdKed dengan anggota tim dr. Harvi Puspa Wardani, SpJP; dr. H. Muhammad Iqbal, SpPD., MMRS; serta lima mahasiswa FK Unisba.
Kegiatan dimulai dengan pertemuan pembukaan pada 24 Juni 2025. Dalam kesempatan itu, tim menyampaikan pengetahuan dasar mengenai gejala PJK, seperti dada terasa tidak nyaman, sesak napas, bengkak di kaki, jantung berdebar, hingga pingsan. Dijelaskan pula bahwa faktor risiko PJK terbagi dua: faktor yang tidak bisa diubah (genetik, usia, jenis kelamin, ras, menopause) dan faktor yang bisa dicegah (hipertensi, kadar lemak darah tidak normal, diabetes, kebiasaan merokok, serta obesitas).
Selain itu, masyarakat juga diberikan pemahaman mengenai perbedaan nyeri dada akibat jantung dengan gejala maag, yang sering membingungkan. Nyeri jantung biasanya muncul karena aktivitas fisik atau emosi dan dapat menjalar ke lengan atau rahang, sedangkan nyeri maag sering kali terkait dengan pola makan, terasa perih, dan bisa bertambah parah saat berbaring atau membungkuk. Serangan jantung umumnya ditandai dengan nyeri dada hebat lebih dari 20 menit, sering disertai keringat dingin, mual, muntah, atau bahkan tanpa gejala khas.
Tim PKM juga menekankan pentingnya tindakan cepat ketika ada warga yang mengalami gejala serangan jantung, seperti segera membawa pasien ke rumah sakit, memberi tahu keluarga atau kerabat, menghindarkan pasien dari aktivitas fisik, serta tidak membiarkannya berkendara sendiri.
Program pengabdian masyarakat yang berlangsung dari Juni hingga Oktober 2025 ini diharapkan menjadi awal dari terbangunnya kesadaran kolektif masyarakat Kampung Cisaat. Melalui kerja sama antara dosen FK Unisba dan para tokoh masyarakat, kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan kepedulian terhadap kesehatan jantung sekaligus mendorong gaya hidup yang lebih sehat.**