Unisba Dirikan Posko Medis Darurat untuk Tangani Korban Demonstrasi di DPRD Jawa Barat

SALAMMADANI.COM – Universitas Islam Bandung (Unisba) menunjukkan kepeduliannya terhadap kemanusiaan dengan membuka posko kesehatan darurat bagi para korban aksi demonstrasi di depan Gedung DPRD Jawa Barat pada Jumat (29/8). Posko ini dilengkapi dengan tenaga medis profesional, unit ambulans, serta fasilitas kesehatan penunjang yang siap digunakan untuk memberikan pertolongan cepat kepada peserta aksi yang mengalami gangguan kesehatan.
Rektor Unisba, Prof. Ir. A. Harits Nu’man, M.T., Ph.D., IPU., ASEAN Eng., hadir secara langsung untuk memastikan posko berjalan optimal. Kehadiran pimpinan universitas tersebut menegaskan komitmen Unisba bahwa pendidikan tinggi tidak hanya berfokus pada akademik, tetapi juga pada misi sosial dan kemanusiaan.
Wakil Rektor III Unisba, Dr. Amrullah Hayatudin, S.HI., M.Ag., menambahkan, pendirian posko ini adalah bentuk nyata kepedulian terhadap kemanusiaan, bukan bentuk keberpihakan pada aksi tertentu.
“Langkah ini murni demi menyelamatkan nyawa dan memberikan pertolongan pertama. Kami berkoordinasi langsung dengan rektor sebagai pimpinan universitas. Fokus kami adalah layanan kemanusiaan, bukan mendukung aksi anarkis. Faktanya, dalam setiap demonstrasi selalu ada korban, dan mereka wajib mendapatkan pertolongan. Karena itu kami melibatkan dokter, mahasiswa kedokteran, serta unit KSR PMI. Bersama Wakil Rektor II, kami juga menyiapkan oksigen, ambulans, serta fasilitas evakuasi. Bila peralatan medis di posko terbatas, korban segera dirujuk ke rumah sakit,” jelasnya.
Situasi lapangan digambarkan lebih detail oleh Wakil Dekan III Fakultas Kedokteran Unisba, Dr. Fajar Awalia Yulianto, dr., M.Epid. Ia menyebut jumlah korban meningkat drastis dalam rentang waktu tertentu.
“Sejak pukul 16.00 sampai 18.30, korban berdatangan dalam jumlah yang cukup banyak. Kami melakukan triase darurat untuk memilah pasien sesuai tingkat kegawatannya—mana yang perlu segera ditangani, mana yang bisa ditunda, dan mana yang hanya luka ringan. Kami juga tidak bekerja sendiri. Unisba menjadi pusat koordinasi bersama STAI Sabili dan Universitas Pasundan (Unpas), bahkan pos tambahan didirikan di Unpas agar korban bisa diarahkan dan penanganan lebih terkontrol,” terangnya.
Posko kesehatan ini tidak hanya menyediakan tenaga medis, tetapi juga peralatan dasar seperti stetoskop, oksimeter, obat-obatan, kotak P3K, hingga logistik berupa makanan dan minuman bagi petugas medis yang berjaga. Fakultas Kedokteran Unisba bertindak sebagai koordinator utama, memastikan seluruh proses berjalan cepat, sistematis, dan tepat sasaran.
Unisba menegaskan bahwa seluruh bantuan yang diberikan didasari semangat kemanusiaan tanpa tendensi politik maupun keberpihakan pada pihak tertentu. Netralitas universitas dijaga, dengan tujuan utama memastikan keselamatan masyarakat.
Dengan adanya posko darurat ini, diharapkan penanganan terhadap korban demonstrasi dapat berlangsung lebih efektif dan manusiawi. Kehadiran Unisba di tengah masyarakat juga memperlihatkan bahwa perguruan tinggi bukan hanya pusat pendidikan, tetapi juga garda depan dalam aksi nyata kemanusiaan.(gifa/png)