Berita

Unisba Luncurkan Inovasi Pengelolaan Sampah Terintegrasi, Dukung Jabar Menuju Zero Waste

SALAMMADANI.COM – Universitas Islam Bandung (Unisba) mempertegas komitmennya dalam mendukung program Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk mewujudkan zero waste, khususnya di Kota Bandung. Komitmen ini diwujudkan melalui Focus Group Discussion (FGD) bertema “Reorganisasi Tata Kelola Sampah Terintegrasi di Unisba: Konsolidasi Potensi, Teknologi, dan Gerakan Institusional” yang berlangsung di Ruang Pertemuan LPPM Unisba, Rabu (13/8).

Acara tersebut dihadiri Rektor Unisba, Prof. Ir. A. Harits Nu’man, M.T., Ph.D., IPU., dan Sekretaris Daerah (Sekda) Jabar, Dr. Drs. Herman Suryatman, M.Si. FGD ini menjadi ajang pemaparan inovasi pengolahan food waste yang dikembangkan secara kolaboratif oleh Fakultas Teknik, Fakultas MIPA, dan LPPM Unisba.

Di bawah kepemimpinan Prof. Dr. Ir. Ina Helena Agustina, M.T., Dr. Imam Indratno, S.T., M.T., apt. Gita Cahya Eka Darma, S.Farm., M.Si., dan Dr. Ir. M. Dzikron A. M., S.T., M.T., IPM, inovasi ini mengubah limbah makanan menjadi pakan ternak, pupuk, dan bahan bakar dengan teknologi ramah lingkungan seperti pyrolysis dan insinerator plasma dingin. Targetnya, Unisba bukan hanya bebas sampah, tetapi juga menjadi “Kampus Carbon Credit” sekaligus role model pengelolaan sampah di Kota Bandung.

See also  Indonesia Raih Juara Umum di MTQ Internasional, Guru Besar UIN Jakarta Ungkap Kunci Keberhasilan

Data menunjukkan Indonesia memproduksi 20,93 juta ton sampah makanan per tahun—terbesar keempat di dunia—dengan potensi kerugian ekonomi mencapai Rp231–551 triliun. Di Kota Bandung sendiri, hampir setengah dari total sampah (44,52 persen) adalah sisa makanan. Melalui uji coba pengolahan food waste dari rumah makan menjadi pakan ternak, Unisba membuktikan potensi industrialisasi dari hulu ke hilir, pemberdayaan masyarakat, dan penciptaan produk ramah lingkungan.

Sekda Jabar mengapresiasi target Unisba yang berambisi menerapkan konsep zero waste dalam tiga bulan ke depan. “Pengelolaan sampah yang menginspirasi ini dimulai dari kampus Unisba. Dengan dukungan teknologi reaktor plasma yang berpotensi menghasilkan carbon credit, ini akan menjadi contoh bagi daerah lain. Kami siap mengawal langsung melalui Dinas Lingkungan Hidup,” kata Herman.

See also  Konsul Haji: Saudi Cabut Aturan Pembatasan Jarak Sosial dan Karantina

Herman juga menyoroti tantangan besar Jawa Barat yang menghasilkan 29,7 ribu ton sampah per hari, namun hanya sekitar 20 persen yang dikelola optimal. Dari 34 TPA, baru 12 yang terkelola dengan baik, sisanya masih memakai metode tradisional. Ia memastikan Pemprov Jabar siap menyediakan infrastruktur pendukung, termasuk rencana pembangunan TPS di Arcamanik dan penerapan insinerator plasma bertenaga listrik di Pasar Caringin.

Rektor Unisba, Prof. Harits, menegaskan langkah ini sejalan dengan program “Jabar Istimewa, Jabar Hebat, dan Zero Waste.” Menurutnya, Unisba siap berada di garis depan, tidak hanya untuk kepentingan kampus, tetapi juga untuk kemaslahatan lingkungan dan masyarakat. “Kebersihan sebagian dari iman, dan inilah bukti nyata fastabiqul khairat kami,” ujarnya.

See also  PAIPPK Unisba Jajaki Inovasi Pesantren Mahasiswa Lewat Benchmarking ke LKPI Unissula

FGD ini juga menghadirkan paparan Wakil Rektor II Unisba, Prof. Dr. Atih Rohaeti Dariah, S.E., M.Si., yang membahas “Peran Perguruan Tinggi dalam Zero Waste dan Tantangan Sampah di Kota Bandung,” serta Dr. Imam Indratno yang mempresentasikan “Unisba Zero Waste & Carbon Credit Campus.”(gifa/png)

Show More

Related Articles

Back to top button