Unisba Serahkan SK Lektor Kepala dan Guru Besar kepada 12 Dosen
SALAMMADANI.COM – Universitas Islam Bandung (Unisba) kembali menorehkan capaian penting dalam peningkatan kualitas akademiknya. Bertempat di Ruang Pertemuan LPPM lantai 3, Kamis (11/12), Unisba secara resmi menyerahkan Surat Keputusan (SK) Jabatan Akademik Dosen (JAD) kepada para dosen yang berhasil meraih jenjang Lektor Kepala dan Guru Besar. Tahun ini, 12 dosen dinyatakan lolos, terdiri dari 11 Lektor Kepala dan 1 Guru Besar.
Rektor Unisba, Prof. Ir. A. Harits Nu’man, M.T., Ph.D., IPU., ASEAN Eng., menyampaikan apresiasi mendalam atas capaian para penerima SK tersebut. Ia mengungkapkan bahwa dari 16 usulan yang diajukan pada batch kedua, 12 berhasil memenuhi syarat penilaian. “Tiga usulan Guru Besar, hanya satu yang lolos. Dua lainnya dikembalikan untuk penyempurnaan. Untuk Lektor Kepala, dua berkas juga belum memenuhi syarat. Jadi ada empat usulan yang belum lolos,” paparnya.
Ia juga melaporkan progres batch ketiga. Dari 16 berkas yang sebelumnya dikembalikan, enam telah direvisi dan diajukan kembali, kini menunggu proses validasi.
Rektor berharap momentum ini menjadi dorongan bagi dosen lain untuk segera mengajukan kenaikan jabatan akademik. “Setelah mencapai Lektor Kepala jangan berhenti. Dua tahun lagi harus mulai menyiapkan diri menuju Guru Besar. Berkaryalah terus. Di Unisba, prosesnya kita kawal bersama,” ujarnya memberi semangat.
Dalam sambutannya, Prof. Harits menegaskan pentingnya peningkatan jumlah Guru Besar di Unisba. Berdasarkan data LLDIKTI Wilayah IV Jawa Barat dan Banten, saat ini Unisba memiliki 36 Guru Besar. Dengan tambahan terbaru, jumlah itu akan naik menjadi 39 pada tahun akademik mendatang. “Target kita jelas, minimal 15 persen dari total dosen harus berstatus Guru Besar. Dengan 467 dosen, berarti kita harus mencapai sekitar 65 Guru Besar. Sekarang baru 8 persen, masih jauh, tetapi potensinya besar,” tandasnya.
Ia juga menekankan bahwa proses penilaian JAD di Unisba berjalan secara bersih dan transparan. Rektor menyinggung keluhan dari perguruan tinggi lain yang harus mengeluarkan biaya besar untuk proses pengusulan Guru Besar. “Di Unisba, alhamdulillah integritas tetap kita jaga. Tidak ada praktik yang tidak etis. Kita ingin proses akademik tetap bersih dan bermartabat,” tegasnya.
Menutup sambutannya, Rektor mengajak seluruh dosen menjaga etos kerja, integritas, dan produktivitas ilmiah. “Unisba bisa hebat karena dosennya hebat. Jaga marwah ini. InsyaAllah kita bisa mempertahankan posisi sebagai perguruan tinggi Islam swasta terbaik di Jawa Barat dan Banten, bahkan terus bersaing di tingkat nasional,” ujarnya.
Ketua Tim Penilai JAD dan Integritas Akademik Unisba, Prof. Dr. Toto Tohir Suriaatmadja, S.H., M.H., turut memberikan arahan. Ia menegaskan bahwa Unisba memiliki peluang besar untuk mempercepat penambahan jumlah Guru Besar. “Saat ini kita sudah di angka delapan persen. Target 15 persen dalam tiga tahun ke depan sangat realistis jika semua bergerak,” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya peran dosen senior dalam membimbing percepatan karier akademik para dosen muda. “Tujuan akhir karier akademik adalah Guru Besar,” katanya.
Prof. Toto mengingatkan bahwa status Guru Besar bukan semata soal tunjangan, tetapi tanggung jawab moral dan integritas keilmuan. “Jangan pernah menghubungkan proses akademik dengan uang. Jika menemukan hal seperti itu, segera laporkan. Kita harus menjaga marwah Unisba tetap bersih.”
Ia menutup dengan pesan agar dosen terus memperkuat kepakaran, meningkatkan kualitas publikasi ilmiah, dan aktif berkontribusi dalam organisasi penilaian nasional seperti BAN-PT dan asesor JAD. “Guru Besar harus menjadi rujukan, sekaligus mengembangkan cabang-cabang keilmuan di lingkungan fakultasnya,” pesannya. (ask/png)




