Fakultas Syariah Unisba Giatkan Rukyat Hilal Dzulhijjah 1446 H, Meski Terhalang Cuaca

SALAMMADANI.COM– Fakultas Syariah Universitas Islam Bandung (Unisba) kembali menunjukkan perannya dalam bidang ilmiah dan keagamaan melalui pelaksanaan rukyat hilal untuk menentukan awal bulan Dzulhijjah 1446 Hijriah. Kegiatan ini digelar pada Selasa, 27 Mei 2025, sebagai bagian dari sinergi dengan Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Jawa Barat, Badan Hisab dan Rukyat Daerah (BHRD), serta Baznas Jawa Barat.
Observasi hilal dilakukan di Observatorium Albiruni yang berlokasi di lantai 9 Gedung Fakultas Kedokteran Unisba. Dengan titik koordinat -6˚54’12” LS dan 107˚36’32” BT, serta ketinggian 750 meter di atas permukaan laut, tempat ini menjadi salah satu lokasi ideal untuk pelaksanaan rukyat.
Namun, Kepala Observatorium, Encep Abdul Rojak, S.H.I., M.Sy., menyampaikan bahwa hilal gagal terlihat pada pengamatan kali ini. “Langit berawan terutama di ufuk barat menjadi kendala utama. Walaupun nilai elongasi memadai, ketinggian hilal di Bandung hanya 1˚55’, masih belum memenuhi kriteria imkanur rukyat versi MABIMS yang minimal 3˚,” jelasnya. Ia menambahkan bahwa cuaca yang sempat cerah pada sore hari mendadak berubah saat waktu pengamatan tiba.
Kegiatan ini merupakan titik resmi yang tercatat oleh Kementerian Agama RI sebagai lokasi pemantauan hilal awal Dzulhijjah. Hasilnya akan menjadi salah satu data penting dalam sidang isbat penetapan 1 Dzulhijjah 1446 H oleh pemerintah.
Secara astronomis, konjungsi geosentris terjadi pada Sabtu, 29 Maret 2025 pukul 10.02 WIB dan toposentris pada pukul 08.43 WIB. Saat pengamatan dilakukan pada 27 Mei, bulan telah berusia sekitar 20 jam 51 menit.
Proses pengamatan dimulai saat matahari terbenam pukul 17.45 WIB dan berlangsung selama kurang lebih 10 menit hingga hilal terbenam pukul 17.55 WIB. Posisi hilal saat itu berada pada ketinggian +01°57’42” dengan azimuth +297°14’18”, sedikit ke kanan (utara) dari matahari yang berada di azimuth +291°16’19”. Jarak sudut (elongasi) antara keduanya mencapai +6°39’55”.
Pengamatan dilakukan dengan peralatan canggih, seperti teleskop jenis go-to yang dikendalikan dari jarak jauh, teleskop manual, serta kamera CCD yang disambungkan ke layar TV 50 inci. Ini memungkinkan seluruh peserta untuk menyaksikan hilal secara bersama-sama dalam waktu nyata.
Rangkaian kegiatan dimulai dengan penyiapan teleskop, termasuk proses balancing, pemasangan filter matahari, dan kamera CCD. Kalibrasi dilakukan sejak pukul 13.30 WIB dengan membidik matahari untuk memastikan keakuratan alat. Menjelang waktu maghrib, teleskop diarahkan ke posisi bulan, dan citra hilal ditampilkan di layar besar, memberi peluang yang sama kepada setiap peserta untuk mengamati dan melaporkan hasilnya kepada panitia.
Laporan akhir dari pengamatan ini akan diserahkan ke Kementerian Agama RI dan menjadi bagian integral dari data penunjang sidang isbat. Kegiatan ini menegaskan komitmen Fakultas Syariah Unisba dalam mendukung sistem penanggalan hijriyah yang berbasis sains dan kolaborasi lintas lembaga.(ask/png)