Opini

Juz 3 Adalah Kisah Perjalanan Manusia

Dr. Asep Dudi Suhardini, M.Ag (Wadek 1 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Unisba)

DI tengah gemuruh sejarah yang menghampar dalam ayat-ayat Ilahi, Juz 3 menghadirkan suluh yang menerangi jalan kehidupan. Lanjutan Surah Al-Baqarah dan permulaan Surah Ali ‘Imran membentangkan lanskap tauhid, keadilan, dan perjuangan iman yang penuh makna.

Kepemimpinan dalam Naungan Ilahi. Allah telah memilih di antara para rasul-Nya, meninggikan sebagian di atas yang lain. Seperti bintang yang bersinar dengan cahayanya masing-masing, mereka membawa risalah yang sama: menyampaikan kebenaran, menegakkan keadilan, dan membimbing manusia dari kegelapan menuju cahaya. Dan di antara ayat-ayat-Nya, berdirilah Ayat Kursi, puncak keagungan yang menegaskan bahwa Dia-lah penguasa langit dan bumi, yang tiada mengantuk dan tidak pula tidur.

Namun, Allah tidak memaksakan iman kepada siapa pun. Keimanan adalah cahaya yang dipilih dengan hati, bukan paksaan yang dipaksakan. Sebuah peringatan tajam bagi manusia yang lebih memilih kegelapan kekufuran daripada terang petunjuk.

See also  Mengungkap Rahasia dan Keutamaan Alquran Bagi Kemaslahatan Manusia (1)

Keseimbangan Ekonomi: Infak yang Menyuburkan, Riba yang Membinasakan

Juz ini juga menuntun manusia dalam mengelola harta mereka. Seperti tanah yang menumbuhkan tanaman, harta yang diinfaqkan dengan ikhlas akan berlipat ganda, sedangkan harta yang dikumpulkan dengan tamak melalui riba hanya akan menumbuhkan kehancuran. Perumpamaan pun diberikan: infak yang baik ibarat sebutir benih yang tumbuh menjadi tujuh bulir, di dalamnya ada seratus biji. Sedangkan riba, bagai pohon yang akarnya busuk, tak berdaya menahan badai.

Allah, dengan kasih-Nya, memberikan pedoman dalam bermuamalah. Hutang yang dicatat dengan jelas, saksi yang dihadirkan dalam transaksi, semuanya bukanlah sekadar aturan, tetapi jaring pengaman bagi keadilan dan keharmonisan sosial.

Dr. Asep Dudi Suhardini, M.Ag (Wadek 1, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Unisba)

Doa dan Keimanan: Kepasrahan dalam Keagungan-Nya. Pada penghujung Surah Al-Baqarah, Allah mengajarkan doa yang menggetarkan hati. Suara jiwa yang berbisik, memohon agar tak dibebani di luar kesanggupan, meminta ampunan atas kelemahan, dan berserah kepada-Nya, satu-satunya tempat kembali.

See also  Beasiswa dan Penguatan Kebangsaan

Ujian dan Keunggulan Umat Islam. Juz ini berlanjut dengan Surah Ali ‘Imran, membawa manusia merenungi sejarah yang berulang. Umat Islam disebut sebagai umat terbaik, tetapi kehormatan ini datang dengan tanggung jawab: menegakkan kebaikan dan mencegah keburukan. Namun, betapa banyak dari mereka yang tertipu oleh gemerlap dunia, hingga terlupa bahwa kehidupan ini hanya permainan dan senda gurau.

Keluarga Imran dan Cahaya yang Dijanjikan. Dalam kilas balik sejarah, Allah mengangkat kisah keluarga Imran, sosok yang kelak melahirkan Maryam, wanita suci yang dipilih-Nya. Dari rahimnya lahir Isa, yang hadir sebagai tanda kebesaran Allah. Namun, perdebatan pun berkecamuk, Ahli Kitab berselisih, dan Islam datang untuk mengembalikan kemurnian ajaran yang telah ternoda.

See also  Mainstreaming Madrasah di Tahun Toleransi

Persatuan dan Takwa: Jalan Menuju Kemuliaan . Juz ini pun menutup dengan seruan kepada umat Islam untuk tidak terpecah-belah, untuk kembali pada satu kalimat yang sama: ketakwaan kepada Allah. Harta yang terbaik bukanlah emas atau perak, tetapi infak yang diberikan dengan tulus, diiringi keyakinan bahwa setiap butir yang terjatuh di bumi akan tumbuh kembali di surga.

Maka, Juz 3 adalah kisah perjalanan manusia di atas panggung dunia—sebuah panggilan untuk meneguhkan hati, menata harta dengan keadilan, menjaga kemurnian iman, dan tetap teguh dalam badai ujian, hingga akhirnya menemukan jalan pulang menuju keabadian. (ADS)

Show More

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button