Berita

Menag Dorong Tokoh Agama Tetap Kritis terhadap Negara

Temu Tokoh Agama dan Pembinaan ASN Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan

SALAMMADANI.COM – Menteri Agama Nasaruddin Umar menekankan pentingnya peran tokoh agama dalam menjalankan fungsi kritis di tengah kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini disampaikan saat menghadiri Temu Tokoh Agama dan Pembinaan ASN Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan di Asrama Haji Makassar, Jumat (10/1/2025).

“Jika kita ingin agama benar-benar berperan dalam masyarakat, maka kita harus memastikan independensinya terjaga. Agama yang independen adalah agama yang mampu menjalankan fungsi kritis terhadap kehidupan bernegara,” jelas Menag kepada para tokoh lintas agama.

Ia mengajak tokoh agama dari berbagai keyakinan untuk tidak ragu bersikap kritis terhadap negara. “Jangan takut untuk memberikan kritik. Negara juga harus mendengar masukan dari para pemimpin agama. Kita bukanlah negara yang menempatkan kekuasaan negara di atas segalanya, seperti konsep negara Hegel,” tegasnya.

See also  Menag Canangkan Gerakan Teladan Berkurban Nasional 2020

Hubungan Harmonis antara Agama dan Negara

Menag mengingatkan perlunya keseimbangan dalam hubungan antara agama dan negara. Menurutnya, ketergantungan agama terhadap negara dapat melemahkan independensinya dan mengurangi kemampuan untuk menyampaikan kritik yang konstruktif.

“Ketika agama bergantung penuh pada pembiayaan negara, kemampuan kritisnya akan hilang. Pemimpin agama tidak boleh menjadi subordinasi negara. Tugas ulama adalah memberikan fatwa, sementara tugas pemerintah adalah memfasilitasi umat beragama, bukan mendominasi mereka,” imbuhnya.

Menag juga menyoroti risiko jika agama digunakan untuk kepentingan politik tertentu. Ia mengingatkan bahwa agama yang dijadikan alat legitimasi politik dapat kehilangan wibawa dan daya tariknya, terutama di kalangan generasi muda.

See also  Jabar Terbanyak Akses Judi Online

“Ketika agama tidak lagi mencerahkan, masyarakat, khususnya generasi muda, akan mulai meninggalkan agama. Hal ini sudah terjadi di beberapa negara Barat. Mereka percaya pada Tuhan, tetapi menolak institusi agama karena sering menjadi alat politik,” paparnya.

Selaras dengan Konstitusi dan Pancasila

Menag menyatakan keyakinannya bahwa prinsip yang ia sampaikan sesuai dengan semangat UUD 1945 dan Pancasila. Ia juga mengapresiasi Presiden Prabowo Subianto yang dinilainya sangat menghormati tokoh agama dan ulama.

“Saya yakin pesan ini selaras dengan harapan Presiden Prabowo yang mendukung penghormatan terhadap peran ulama dalam membangun bangsa,” tambahnya.

Di akhir pidatonya, Menag berharap agama dan negara dapat berjalan seiring untuk mewujudkan bangsa yang kuat. “Kita tidak ingin melihat salah satu menjadi lemah. Keduanya harus saling mendukung, karena inilah kekuatan Indonesia,” tutupnya.

See also  MENKOPUKM KUNJUNGI PASAR BERINGHARJO PASTIKAN PROGRAM PEN TEPAT SASARAN

Acara tersebut dihadiri pula oleh Pj. Gubernur Sulawesi Selatan Fadjry Djufry, Penasehat Dharma Wanita Persatuan Kemenag Helmi Halimatul Udhma, serta Kepala Kanwil Kemenag Sulawesi Selatan Ali Yafid.(M Marjan Madyansyah/ask/KA)

Show More

Related Articles

Back to top button