Meneladani Ketaatan Keluarga Nabi Ibrahim Kepada Allah SWT
Dr. Rodliyah Khuza’i., Dra., M.Ag. (Dosen Fakultas Dakwah Unisba)

SEMUA Rasul Allah memiliki anugerah kemuliaan yang diberikan Allah karena mareka adalah utusan-Nya, manusia terpilih yang akan menyampaikan risalah-Nya kepada kaumnya. Semua Rasul Allah dianugerahi mukjizat untuk meyakinkan kepada umatnya bahwa Rasul bukan manusia biasa, akhlak dan kekuatan spiritualnya melebihi manusia biasa. Salah seorang diantara Rasul Allah yang memiliki keistimeaan banyak adalah Nabi Ibrahim As.
Kalau Nabi Adam dikenal sebagai nenek moyang manusia maka Ibrahim dikenal sebagai Bapak Para Nabi karena sebagian besar para Nabi adalah keturunan Nabi Ibrahim, termasuk Rasul Muhammad SAW garis keturunannya dari Nabi Ibrahim AS.
Nabi Ibrahim diberi anugerah putra Isma’il dan Ishaq di hari tuanya. Allah berfirman dalam Q.S. Ibrahim, 14: 39 yang artinya:”Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan kepadaku dihari tua (ku) Isma’il dan Ishaq. Sungguh, Tuhanku benar-benar Maha Mendengar (memperkenankan) do’a”. Isma’il adalah putra pertama dari istri Siti Hajar, ial ahir di saat Ibrahim berusia 99 tahun. 13tahun kemudian lahir Ishak putra kedu Nabi Ibrahim dari Siti Sarah di saat beliau berusia 112 tahun (Tafsir Unisba, Juz XIII, 2017 : 294)
Nabi Ibrahim bersama Siti Hajar dan Isma’il yang masih bayi dibawa dari Syam (Palestina) menuju tanah haram yang masih berupa padang pasir dan tandus. Perjalanan yang sangat jauh, tempat yang tak ada pepohonan, makanan, dan air.
Ketika sampai di Mekah, Nabi Ibrahim AS kembali lagi ke Syam (Palestina) maka Siti Hajar mengejar dan mempertanyakan kenapa ditinggal bersama Isma’il yang masih bayi. Karena tanpa jawaban maka Siti Hajar bertanya, apakah ini perintah Allah? Ibrahim mengangguk dan berkata,: ‘ Jika demikian, Allah tidak akan menyia-nyiakan kami, dan aku pun rela”. Ketika Ibrahim sampai di Kada’ ia kembali menghadap ke Mekkah dan berdo’a:” Ya Rabbi, aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tiada pepohonan / tanam-tanaman (Ismail Haqqi al-Buruswi, Juz 1995: 832-833). Di dekat rumah-Mu (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan (yang demikian itu) agar mereka melaksanakan salat maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka rezeki dari buah-buahan, agar mereka pandai bersyukur – QS. Ibrahim,14: 37. (Tafsir Unisba, Juz XIII,2017: 291)

Ibrahim AS diminta untuk menjaga ka’bah di Masjidil Haram tempat umat Islam melaksanakan ibadah haji dan Do’a Nabi Ibrahim agar Mekah dan sekitarnya menjadi negeri yang makmur QS.al-Baqarah, 2:126,129 agar Allah mengutus seorang Rasul yang mengajarkan ayat-ayat Allah, mengajarkan ayat-ayat al-Quran. Nabi Ibrahim berdo’a ketika menempatkan keluarganya di gurun pasir yang tandus agar umat manusia datang dari semua penjuru dunia baik jalan kaki maupun berkendaraan melaksanakan ibadah haji.(QS. al-Haj, 22: 27).
Setelah Hajar tinggal bersama Isma’il, sempat mengalami kehausan karena air susu Siti Hajar mengering. Ia berusaha mencari sumber mata air hingga berjalan antara shafa dan marwa sampai tujuh kali, akhirnya Malaikat Jibril menolong melalui tendangan kaki Isma’il, memancarlah air kemudian Siti Hajar berkata “zam zam” (kumpul…. kumpul,) inilah sejarah mengapa air itu disebut Zam zam .
Di saat usia kurang lebih 13 tahun Nabi Ibrahim diminta untuk untuk menyembelih putranya yang beliau nantikan selama berpuluh tahun. Dialognya dijelaskan dalam QS.ash-Shaffat, 37 : 102 -107 ketaatan Nabi Ibrahim kepada Allah SWT tidak tertandingi. Ia sampaikan mimpinya kepada Isma’il, yang diterima dengan kesabaran dan keilkhlasan. Ibrahim lebih memilih (perintah) Allah dengan mengorbankan putranya untuk disembelih. Kesabaran dan keshalehan Isma’il membuat Ibrahim tidak ragu untuk melaksanakan mimpinya. Dalam keadaan telungkup Ibrahim siap untuk menyembelih putranya. Namun ketika Ibrahim sudah meletakkan pisaunya di pelipis Isma’il tiba-tiba ada seruan agar Ibrahim tidak menyembelih putranya, tetapi diganti dengan seekor kibasy.
Imam Ahmad meriwayatkan, ketika Ibrahim As. akan melaksanakan perintah Allah setan muncul menggodanya, dengan mendahului Ibrahim, kemudian malaikt Jibril membawnya ke Jumrah Aqabah. Ketika muncul kembali dilempar dengan batu sebanyak 7 kali batu kerikil. Setan muncul kembali di jumrah Wustha maka dilempar dengan 7 kali batu kerikil. (Tafsir Unisba, Juz XXIII, 2023: 252-153)
Peristiwa sejarah yang dialami keluarga Ibrahim, dari mulai Ibunda Siti Hajar mencari air untuk Ismail sampai lari-lari dari shofa hingga Marwa, 7 kali, perisitiwa melempar jumrah di Mina, dan Ibrahim menyembelih putranya Isma’il, semuanya menjadi rukun/ wajib yang harus dilakukan oleh setiap muslim yang melaksanakan ibadah haji.
Kurban yang dilakukan oleh umat Islam berbeda dengan kurban yang dilakukan oleh orang kafir Quraisy. Hal ini dengan jelas digambarkan dalam QS. al-Haj , 22: 37, artinya:” Daging (hewan kurban) dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaanmu. Demikianlah Dia menundukkannya untukmu agar kamu mengagungkan Allah atas petunjuk yang Dia berikan kepadamu. Berilah kabar gembira kepada orang-orang yang muhsin.
Orang kafir Quraisy ketika menyembelih kurban maka dagingnya disimpan di depan Ka’bah, dan darahnya di tempelkan di dinding Ka’bah sebagai bentuk persembahan kepada berhala yang ada di sekitar ka’bah. (M.Quraish Shihab, Vol.8 2012: 2010 -2011)
Pelajaran yang dapat diambil dari kisah Nabi Ibrahim sekeluarga adalah sebagai seorang Muslim dalam memperjuangkan hal yang amat penting tidak boleh berputus asa hingga Allah datang memberi pertolongan. Nabi Ibrahim sudah menanam berbagai kebaikan dan permohonan untuk kemakmuran negeri mekah yang semula tandus dan gersang, sekarang menjadi negeri yang makmur dan sejahtera karena setiap saat didatangi oleh umat Islam di seluruh dunia untuk melaksanakan umrah dan haji. Perjuangan Siti Hajar dengan kemunculan air zam-zam yang suci dan penuh barakah sampai saat umat Islam seluruh dunia ikut menimatinya. Sebagai penghormatan dan kemuliaan kepada keluarga Ibrahim maka di setiap do’a tahiyat awal dan akhir kita selalu menyertakan membaca shalawat kepada Nabi Muhammad Saw. dan keluarga Ibrahim As. Wallahu A’lam.**