Tafsir Surah Ar-Rahman – Bukti Kasih Sayang Allah

SURAH Ar-Rahman dinamai dari Asmaul Husna “Ar-Rahman” yang berarti Maha Pengasih, yang rahmat-Nya mencakup seluruh alam tanpa pandang bulu, baik mukmin maupun kafir. Surah ini turun di Mekah untuk memperkuat iman umat menghadapi penolakan musyrik, dengan menyoroti nikmat Allah seperti penciptaan manusia, Al-Quran, bumi, langit, dan surga. Tema utama adalah bukti kasih sayang Allah yang tak terbatas, yang mendorong syukur dan ketaatan. Di era modern, surah ini relevan untuk mengingatkan kita agar tidak lalai atas berkah sehari-hari seperti udara, makanan, dan kesehatan, yang sering kita anggap remeh.
Asbabun Nuzul (Sebab Turunnya Surah)
Asbabun nuzul Surah Ar-Rahman tidak spesifik untuk satu ayat, tapi secara keseluruhan turun sebagai pengingat nikmat Allah bagi umat yang lalai, seperti kelanjutan dari Surah Al-Qamar yang membahas azab bagi yang ingkar. Menurut Imam As-Suyuthi dalam Al-Itqan, salah satu ayat (sekitar 46) turun terkait sahabat Abu Bakar as-Siddiq yang bertanya tentang nikmat surga, sehingga Allah menjelaskan detailnya untuk memperkuat imannya. Dalam tafsir Mafatih al-Ghaib karya Ar-Razi, surah ini juga sebagai jawaban atas keraguan musyrik tentang rahmat Allah yang adil. Kisah ini mengajarkan bahwa wahyu datang untuk membuka hati yang tulus, menekankan syukur sebagai balasan atas kasih sayang-Nya.
Surah ini panjang, jadi mari kita baca ayat-ayat pembuka dan refrain kunci beserta artinya, sesuai terjemahan Kementerian Agama RI:
- الرَّحْمَٰنُ
(Ar-Rahman)
Artinya: “(Allah) Yang Maha Pengasih.”
- عَلَّمَ الْقُرْاٰنَ
(‘Allama al-qur’an)
Artinya: “Telah mengajarkan Al-Qur’an.”
- خَلَقَ الْإِنسَانَ
(Khalaqa al-insan)
Artinya: “Dia menciptakan manusia.”
- عَلَّمَهُ الْبَيَانَ
(‘Allamahu al-bayan)
Artinya: “Mengajarkannya berbicara.”
… (Ringkasan: Surah membahas nikmat seperti matahari-bulan, tumbuhan-buah, dua laut, mutiara, dan surga untuk jin dan manusia.)
Refrain berulang: فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
(Fa-bi-ayyi ala’i rabbikuma tukadhdhiban)
Artinya: “Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?”
Tafsir Ringkas (6-7 menit)
Kita uraikan tafsir berdasarkan Ibnu Katsir dan ulama lain, fokus pada bukti kasih sayang Allah.
Ayat 1-4: Ar-Rahman ‘allama al-qur’an, khalaqa al-insan ‘allamahu al-bayan
Dimulai dengan Ar-Rahman yang mengajarkan Al-Quran sebagai nikmat terbesar, lalu menciptakan manusia dari tanah liat dan mengajarkannya berbicara sebagai bentuk kasih sayang khusus. Ibnu Katsir menjelaskan, ini menunjukkan rahmat umum (Ar-Rahman) yang mencakup semua, berbeda dengan Ar-Rahim yang khusus mukmin. Pelajaran: Al-Quran adalah petunjuk yang diberikan dengan penuh sayang.
Ayat 5-13: Nikmat langit dan bumi (matahari-bulan, pohon menjulur, buah-buahan)
Allah mengatur orbit matahari dan bulan sebagai tanda kekuasaan, serta tumbuhan yang bersujud sebagai bukti rahmat-Nya. Refrain diulang untuk menekankan syukur atas nikmat dasar seperti cahaya dan makanan.
Ayat 14-30: Penciptaan jin dan manusia, dua timur-barat, dua laut
Manusia dari tanah liat, jin dari api, dan pertemuan dua laut yang tidak bercampur tapi menghasilkan manfaat seperti mutiara, semuanya bukti kasih sayang yang adil. Ibnu Katsir menambahkan, ini menolak dusta musyrik atas nikmat yang merata.
Ayat 31-45: Nikmat surga untuk mukmin dan jin
Deskripsi surga dengan sungai, buah, bidadari, dan permadani, diakhiri refrain untuk mengingatkan balasan rahmat bagi yang beriman.
Ayat 46-78: Penutup dengan azab bagi yang ingkar, tapi rahmat tetap
Surga ganda untuk yang bertakwa, sementara yang zalim mendapat azab, tapi keseluruhan surah menekankan rahmat sebagai yang utama.
Surah Ar-Rahman mengajarkan lima kenikmatan dunia sebagai bukti rahmat: Penciptaan langit-bumi, makanan-minuman, pasangan, dan surga. Refrain 31 kali menekankan syukur sebagai respons atas kasih sayang Ar-Rahman yang luas, mendorong kita menghargai berkah kecil seperti bernapas atau hujan. Pelajaran utama: Rahmat Allah lebih besar dari dosa, tapi syukur membuka pintu lebih banyak nikmat, membedakan Ar-Rahman (umum) dan Ar-Rahim (khusus mukmin).
Keutamaan Surah Ar-Rahman (2 menit)
Berdasarkan hadits, Rasulullah SAW membacakan surah ini kepada jin, dan mereka tidak mendustakannya, menunjukkan keistimewaannya. Hadits dari Ali RA: Membacanya menumbuhkan syukur, mendapat ridha Allah, mati syahid, dan dijadikan mahar pernikahan. Keutamaan lain: Mensyukuri nikmat, ampunan dosa, dan pahala seperti membaca seluruh Al-Quran. Meski beberapa riwayat dhaif, ulama menganjurkan bacaan rutin untuk hati yang lembut.
Amalkan dengan renungkan refrain saat makan atau melihat alam untuk tingkatkan syukur, seperti bersyukur atas keluarga sebagai nikmat pasangan. Saat sulit, ingat rahmat Allah lebih besar untuk tawakal. Ajarkan anak membaca surah ini untuk bentuk rasa cinta pada Al-Quran, hindari kelalaian modern seperti lupa shalat karena kesibukan.
Simpulan
Surah Ar-Rahman adalah bukti kasih sayang Allah yang tak terbatas, mengajak kita syukuri nikmat dan taat. Bacalah sering untuk hati yang tenang. Terima kasih telah menonton episode 5, like, subscribe, dan share. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Sumber Rujukan
– Tafsir Ibnu Katsir (ibnukatsironline.com).
– Terjemahan Kemenag RI (quran.kemenag.go.id).
– Hadits dan keutamaan (detik.com, iNews.id, Almanhaj.or.id).
– Pelajaran (detik.com, Muslimpro.com).



